Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih bekerja sama dengan Densus 88 Polri dan mewaspadai sel-sel baru aksi terorisme pasca kejadian aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Kepala BNPT Suhardi Alius menyebut para teroris itu mulai hati-hati dalam bergerak.
"Jadi sekarang ini kita masih bekerja sama terus sama Densus 88. Kan sudah 70 lebih kan diambil. Jadi sekarang dari satu sel itu mereka sekarang tentunya agak hati-hati bergerak. Mereka bergerak kelompok-kelompok dan dia tidak bunyi, dan kalau bunyi pasti akan segera diambil," kata Suhardi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
"Ini jadi modus-modus baru yang harus kita waspadai, sel-sel itu semuanya kita monitor. Tapi kan ada juga modus-modus yang berubah karena kewaspadaan mereka juga," ujarnya.
Suhardi mengatakan saat ini sudah ada langkah koordinasi antarkementerian dan lembaga dalam menanggulangi masalah terorisme. BNPT berharap Kementerian/Lembaga turut aktif dalam penanganan terorisme.
"Saya bersyukur kemarin Pak Mendagri dan saya juga sudah dipanggil oleh Bapak Wapres untuk lebih mengaktifkan semua lintas kementrian. Nanti kita akan bertindak sebagai koordinator lagi. Ini harapan kita sebetulnya BNPT, semua kementerian itu aktif," ungkap Suhardi.
Suhardi pun meminta masyarakat untuk segera melapor kepada aparat jika menemukan hal-hal yang mencurigakan. Suhardi juga mengatakan akan mengaktifkan program pencegahan terorisme yang bekerja sama dengan lintas kementerian.
"Pak Menteri Agama mengatakan pada saat bertemu Wapres itu kita punya 260 ribu penceramah, dan akan kita aktfikan itu. Kita akan tentukan di mana saja titik-titik prioritas. Mudah-mudahan ini menjadi hal yang sangat baik. Kemudian Kemendikbud juga akan membuat ini, dan masyarakat kita ini katakanlah teknologi dan informasi sudah luar bisa mempengaruhi kehidupan, bagaimana pola pendidikan yang pas," tutur Suhardi.
"Satu tentunya bagaimana kurikulumnya, bagaimana pendidikan karakternya bisa kita bangun. Mugkin kita potret lagi bahan bahan ajarannya dan sebagainya, itu akan kita komunikasikan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Suhardi mengungkapkan bahwa isu-isu penanggulangan terorisme juga menjadi isu aktual di dunia. Apalagi, kata Suhardi, posisi Indonesia juga sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Suhardi pun mencontohkan program-program penanggulangan terorisme yang sudah dilakukan. Program yang dimaksud meliputi program deradikalisasi dengan mengundang mantan teroris serta memberikan pembinaan kepada anak-anak teroris yang rentan terpapar paham yang sama.
"Ketiga kita bikin peace ambasador namanya, duta damai. Kok terpikirkan? Banyak menteri-menteri telepon dari luar negeri, telepon kenapa kok bisa terpikirkan? Loh yang sasaran brain washing sekarang siapa? Usia muda. Kadang dia masih itu, nah itu yang kita mainkan," tuturnya.(dtc)