Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE) sebagai perusahaan yang akan membangun PLTA Batang Toru, Tapanuli Selatan, mengakui bahwa kawasan hutan Batang Toru, tempat mega proyek itu nantinya berdiri, adalah wilayah patahan atau sesar. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian tim geologi yang telah dilakukan sebelumnya.
"Itu benar, memang ada tim peneliti yang menyebutkan itu adalah kawasan patahan," aku Konsultan PT NSHE Herbeth Lubis di sela acara seminar orangutan yang digelar PT NSHE di Cambridge Hotel, Jalan S Parman, Medan, Rabu (19/2/2020).
Menurut Herbeth, karena itu, nanti akan dicari tahu jarak aman pembangunan PLTA itu dari lokasi patahan. Dikatakannya, pihaknya tentu juga akan mempertimbangkan potensi gempa.
"Tentu nanti ada jarak. Pastinya akan diteliti oleh para ahli, seberapa jauh jarak yang aman. Yang pasti pembangunan akan tetap berlangsung karena sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. Pembangunan dimulai 2021," kata Herbeth menjawab medanbisnisdaily.com.
Herbeth juga menampik kemungkinan adanya pembelahan sungai maupun hutan untuk kebutuhan PLTA itu. Menurutnya prinsip PLTA Batang Toru menyesuaikan dengan aliran sungai yang ada.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan PLTA Batang Toru menuai pro dan kontra. Sejumlah pihak yang menolak pembangunan ini menyebut bahwa lokasi pembangunan tidak tepat. Selain berada di wilayah patahan juga mengancam populasi Orangutan Tapanuli yang saat ini terancam punah.