Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pembukaan keran vaksinasi mandiri bagi masyarakat diserukan DPR agar pemulihan ekonomi lebih maksimal. Pasalnya, di Indonesia saat ini vaksinasi hanya untuk orang yang membutuhkan. Padahal, sudah ada beberapa negara yang menjual vaksin secara mandiri seperti Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Cina.
Memang, di Indonesia sudah ada vaksinasi mandiri yakni vaksin Gotong Royong yang dilakukan oleh pengusaha. Sayangnya, realisasinya masih rendah dari target 10,1 juta orang yang berasal dari perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia.
Lalu seberapa besar dampaknya ke ekonomi jika keran vaksinasi mandiri dibuka? Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Sumatra Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, vaksinasi mandiri merupakan upaya mandiri masyarakat dalam menanggung biaya vaksinasi. Selama ini vaksinasi yang telah dilaksanakan pemerintah dibiayai oleh anggaran pemerintah. Jadi vaksinasi mandiri dapat membantu meringankan beban pemerintah.
"Program ini tentu akan membantu Indonesia mencapai kondisi immunity Herds karena jumlah vaksin yang diberikan pemerintah masih berjalan lambat. Padahal pemulihan ekonomi sangat bergantung dari kesuksesan vaksinasi. Itu artinya, vaksinasi memang menjadi kata kunci pemulihan ekonomi. Itu tak bisa dibantah," katanya, Selasa (15/6/2021).
Wahyu mengatakan, masyarakat yang melakukan vaksinasi mandiri tentunya berasal dari kelompok masyarakat yang mampu dan pelaku usaha yang memberikan vaksinasi bagi karyawannya. Kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke atas memiliki kemampuan untuk vaksinasi mandiri.
"Hanya saja memang masih ada sekelompok masyarakat yang masih enggan ikut vaksinasi karena ragu terhadap keselamatan jiwanya atau karena memiliki penyakit tertentu yang dapat berdampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Nah, hal ini harus menjadi catatan juga," kata Wahyu.
Dia menekankan, vaksinasi memang menjadi semacam 'garansi' untuk menggenjot perekonomian termasuk di Sumut. Karena itu, jika melihat pada kondisi saat ini dimana realisasi vaksinasi masih sedikit, tentu pembukaan keran vaksinasi mandiri memang bisa dipertimbangkan agar bisa menjadi nyawa baru bagi pertumbuhan ekonomi.