Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padangsidimpuan. Permasalahan yang dihadapi pasien dan perawat dalam dua bentuk tekanan dalam mengatasi pandemi saat ini menjadi bahan sosialisasi bentuk pengabdian masyarakat dosen dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi yaitu bentuk tekanan yang dirasakan oleh tenaga kesehatan yang pertama beban penyakit yang menimbulkan stres. Kedua, kesehatan perawat termasuk risiko infeksi, sehingga menyebabkan konflik dalam diri tenaga kesehatan khususnya perawat.
"Melihat fenomena penanganan pasien Covid-19 sangat prihatian dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien selama kondisi pandemi covid-19 saat ini," kata Dr Yulastri Arif, M.Kep, Selasa (21/12/2021), saat menjadi pembicara pada egiatan sosialisasi yang berlangsung di Rumah Sakit Ibnu Sina Padang, pada Kamis, 26 Agustus 2021.
Ia mengatakan, konflik dialami oleh perawat ditambah dengan peningkatan beban kerja dan jam kerja. Karena terjadi peningkatan beban kerja perawat dalam menangani pasien dengan kasus covid-19, ditambah lagi dengan rendahnya kualitas individu terkait pengembangan diri dalam mengelola situasi krisis kesehatan masih rendah.
Hal ini dibuktikan hanya 5% perawat yang mendapat pelatihan terkait pengelolaan pasien terinfeksi Covid-19. Dan ini berpeluang untuk terjadi kesalahan dan berdampak terhadap keselamatan pasien. Keselamatan pasien termasuk prioritas utama yang harus diperhatikan perawat dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi.
"Perawat pelaksana membutuhkan kompetensi khusus yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien secara kreatif dan inovatif. Kompetensi yang ditunjukkan dalam praktek klinis yang mengajarkan perawat untuk dapat mempengaruhi orang lain (rekan sejawat) untuk terus meningkatkan layanan keperawatan yang diberikan kepada pasien," terangnya.
Dalam kegiatan tersebut, Yulastri Arif, menyampaikan, kompetensi kepemimpinan klinis dengan menggunakan Clinical Leadership Competency Framework (CLCF) sangat tepat dimiliki perawat pelaksana sebagai kemampuan yang mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien Covid-19. Keberhasilan perawat dalam menerapkan kompetensi kepemimpinan klinis sangat tergantung dari dukungan manajemen fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit.
Untuk dapatkan hasil yang maksimal, ia mengajak bersama mahasiswa keperawatan pascasarjana dan profesi melakukan roleplay tentang keterampilan kepemimpinan klinis dalam memberikan asuhan kepda pasien Covid-19, serta melakukan praktek pendampingan untuk mengobservasi langsung bagaimana aplikasi kemampuan kepemimpinan klinis perawat pelaksana selama pemberian asuhan keperawatan.