Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Solo. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendorong Pemerintah memperkuat koperasi tani. Hal tersebut dinilai dapat meminimalkan rantai distribusi kepada konsumen. Rantai yang panjang membuat harga di tingkat konsumen semakin tinggi.
Ketua KPPU, Syarkawi Rauf, mengungkapkan saat ini petani berada di posisi yang lemah. Akibatnya banyak tengkulak yang muncul dan berpotensi memainkan harga beras di pasar.
"Gara-gara koperasi mati, akibatnya tengkulak masuk. Mereka yang mengendalikan harga pembelian. Petani tidak berdaya, karena setelah panen mereka tidak punya gudang, tidak punya lantai jemur. Akhirnya mereka jual gabah berapapun ke tengkulak," kata Syarkawi di Balai Kota Surakarta, Senin (24/7).
Menurutnya, selama ini keuntungan terbesar justru dirasakan oleh para pemain yang ada di tengah rantai niaga. Sedangkan petani yang bekerja paling keras hanya memperoleh benefit yang sedikit.
"Di Korea, koperasi petani sangat kuat dan berhubungan langsung dengan pasar lelang dan langsung ke end user. Saya kira kalau rantai bisa diperpendek dengan membangkitkan koperasi petani, bisa membantu mengurangi gap," katanya.
Syarkawi menjelaskan, dengan adanya koperasi yang kuat, para petani dapat bergotong-royong membuat sistem yang lebih adil, sehingga secara otomatis harga tidak dimonopoli oleh pemain besar. Dia juga mendorong Pemerintah untuk membuat regulasinya.
"Peran Pemerintah domainnya Kemenkop UMKM. Mereka harus menjadi pembina bagi koperasi itu. Bulog juga harus lebih kuat. Jadi pemerintah harus lebih fokus mendorong Bulog agar menjadi instrumen negara untuk menstabilkan harga beras," ujarnya. (dtf)