Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Golkar mengaku tidak takut citra partai akan rusak bila mempertahankan Setya Novanto sebagai Ketum. Menurut Wasekjen Golkar Maman Abdurrahman, hal tersebut karena partainya bukanlah partai yang mengedepankan figur.
"Partai Golkar beda dengan Partai Demokrat, PDIP, Gerindra. Golkar adalah partai sistem. Apapun yang terjadi pada satu, dua individu kami yakin tidak berdampak secara menyeluruh pada internal Golkar," kata Maman di restoran Puang Oca, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
"Kami bukan partai figur," lanjutnya.
Maman pun membandingkan apa yang terjadi di Golkar pada kasus yang mendera Novanto dengan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Partai Demokrat. Menurutnya, pada pemerintahan SBY pernah ada gejolak di pemerintahan dan berpengaruh pada Partai Demokrat.
"Misal beberapa kondisi lalu pada zaman SBY terjadi tekanan politik luar biasa berdampak pada Partai Demokrat, kenapa? Karena partai figur," tegasnya.
Sementara Golkar, kata Maman, lebih mengedepankan sistem yang ada di internal partai. Dia pun mengklaim bahwa Golkar sebagai satu-satunya partai yang masih mengedepankan demokrasi.
"Kami satu-satunya partai yang masih mengedepankan demokrasi dan asas penegakan hukum hanya Golkar. Jadi kami nggak khawatir soal itu (citra)," ucapnya.
Dia pun merasa tidak terganggu dengan anggapan Novanto membawa citra buruk pada Golkar. Namun, dia mengakui psikologis internal Golkar memang sedikit terpengaruh dengan penetapan tersangka pada Novanto oleh KPK.
"Jatuh bangun partai kembali pada internal partai itu. Kalau sepakat jaga kondusivitas saya yakin partai akan berdiri tegak, kalau sebaliknya ya pasti akan buyar. Alhamdulillah dari DPD, DPP, dewan pembina, dewan pakar, dewan kehormatan solid kedepankan asas praduga tak bersalah dan hargai hukum," tutupnya. (dtc)