Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Sumut memberi masukan bagi Pansus Panitia khusus Rencana induk program pariwisata daerah (Ripparda) agar pariwisata dikemas dengan sarana/prasarana dan budaya 8 etnis di Sumut.
Masukan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar MABMI Sumut Dt Sri Lilawangsa H Syamsul Arifin dalam rapat pansus Ripparda, dipimpin ketua pansus Aripay Tambunan didampingi anggota pansus Anhar Monel, Toni Togatorop dan Richard Sidabutar, Selasa (25/7/2017) di gedung dewan.
Datok Syamsul mengatakan, 8 etnis yang ada di Sumut harus ditonjolkan semua, sehingga ego sektoral masing-masing dapat dihilangkan. "Kita tidak perlu menonjolkan satu suku tapi harus bersama sama, karena kita satu wilayah provinsi," ujarnya .
Ia juga menyebutkan, banyak objek wisata di Sumut yang terlupakan dan dirusak secara sengaja, seperti sungai dan tangkahan di Bahorok maupun di Besitang sudah sejak lama ramai dikunjugi sebagai tempat wisata, tapi dirusak oleh proyek galian c yang izinnya dikeluarkan provinsi.
"Kami berharap galian c harus distop, karena selain merusak lingkungan maupun ekosistem sungai, juga tidak memberi keuntungan bagi pemerintah daerah melainkan merugikan dan merusak infrastruktur jalan," tegasnya.
Terkait destinasi pariwisata Danau Toba, mantan Gubsu ini juga memberi masukan kepada pansus bahwa pesta Danau Toba harusnya jangan dilakukan hanya 3 hari dan difokuskan di Parapat, tapi minimal 8 bulan, karena ada beberapa kabupaten yang masuk dalam kawasan Danau Toba harus ikut berperan dan dilibatkan secara aktif.
"Dari 11 kabupaten kawasan Danau Toba menyelenggarakan pesta Danau Toba selama 8 bulan secara beegiliran, karena Danau Toba sudah menjadi ikon, sehingga pengunjung dapat menikmati ragam wisata," ujarnya lagi.