Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Semarang - Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kreatif hingga kini masih banyak mengalami kendala pengelolaan keuangan dan legalitasnya. Sebagai edukasi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan Seri Kelas Keuangan (SKK) UKM untuk 100 pemilik UKM di Semarang dan sekitarnya.
SKK UKM bertema "Seri Kelas Keuangan Kreatif, Permodalan dan Pengelolaan Keuangan Syariah untuk UKM Kreatif" itu digelar di gedung Bank Indonesia Jawa Tengah lantai 8, Rabu (26/7/2017).
Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo mengatakan seringkali keuangan pemilik UKM masih tercampur antara keuangan bisnis dan pribadi sehingga perkembangan perusahaan terhambat. Maka perlu adanya kemampuan pengelolaan keuangan. "Sering terjadi secara bisnis tidak bangkrut tapi ada masalah keuangan. UKM masih nyampur antara keuangan bisnis dan pribadi. Kalau perosal finance, bisnisnya keseret," kata Fadjar.
Fadjar berharap 100-an pelaku ekonomi kreatif yang hadir tahu mengelola keuangannya dan bisa mendapatkan pendanaan dari perbankan syariah dan koperasi syariah untuk ekspansi usaha. "Bekraf berharap, 100 pelaku ekraf yang hadir paham cara membuat laporan keuangan dan cara mengelola keuangan pribadi dan usahanya," tandas Fadjar.
Hadir dalam acara tersebut yaitu anggota komisi X DPR RI, Yayuk Basuki sebagai keynote speaker. Yayuk mengatakan DPR mendukung
perkembangan ekonomi kreatif. "Kita ingin keunggulannya kelihatan. Mereka banyak mengalami kendala. Contoh ada beberapa belum legal. Perlu dibimbing legal standing-nya, finance-nya bagaimana," kata Yayuk.
Salah satu pengusaha kreatif, Indra Prasetyo asal Salatiga mengakui usaha roti bekatul miliknya memang terkendala pada modal karena belum legal. Ia berharap bisa segera melegalkan usahanya dan melakukan ekspansi. "Harapannya setelah ini semua lengkap sehingga mengembangkan usaha tidak masalah," kata Indra.
Kelas keuangan tersebut digelar selama dua hari. Pada hari kedua, Kamis (27/7) besok, Bekraf akan menghadirkan praktisi keuangan syariah, perwakilan BNI Syariah, dan perwakilan Bank Indonesia. dtc