Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Langkat. Harga karet tingkat petani di Kabupaten Langkat naik tipis di kisaran Rp 300 - Rp 500/kg. Karet lumph mangkok kering dari Rp 5.300 menjadi Rp 5.800/kg, sedangkan karet balok dari 4.500 menjadi Rp 4.800/kg.
"Naiknya harga getah tidak mempengaruhi petani untuk bergairah mengelola tanaman karetnya.Terlalu murah, hanya Rp 300 sampai Rp 500/kg, mana bisa untuk kesejahteraan. Jika harga jual karet petani di atas Rp 12.000/kg, itu petani bisa bernafas lega. Tetapi harga jual getah terus murah sudah belasan tahun,” sebut Partono, petani karet di Kelurahan Bingai Kecamatan Wampu, Langkat, Kamis (27/7/2017).
Mariman, pedagang penampung karet petani di Kelurahan Bingai mengatakan, ia belum berani menaikkan harga pembelian di tingkat petani dengan harga tinggi.
"Penjualan ke pabrik juga belum mengalami kenaikan. Di pabrik PT Hadi Baru juga masih Rp 15.000-an/kg, jadi belum bisa beli dengan harga tinggi,” kata Mariman.
"Kita hanya mengambil jasa kerja saja, tidak mengambil keuntungan tinggi. Bahkan, kita sudah jenuh jadi pembeli, tetapi petani minta tolong, karena tidak ada yang pas pembelian karet saat ini,’ lanjutnya.
Menurut Mariman, karena murahnya harga, tanaman karetnya seluas 3 haktar ia tebang untuk digantikan kelapa sawit.
“Mau dipertahankan, sudah belasan tahun harga karet terus murah. Supaya tidak ada risiko tinggi, pohon karet harus direplating dengan tanaman sawit. Bahkan saya sudah cari bibit semalam dengan harga Rp 34.000/polybag bibit Rispa atau PPKS dari Securai,” kata Mariman lagi.