Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) di Istana Negara, Jakarta. Jokowi menyatakan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, seharusnya industri keuangan syariah di Indonesia bisa tumbuh pesat.
"Sekali lagi, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki industri keuangan syariah yang bisa tumbuh dengan pesat," kata Jokowi dalam pidatonya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Data mencatat, hingga sekarang jumlah institusi keuangan syariah di Indonesia terbanyak di dunia. Ada 34 bank syariah, 58 operator takaful atau asuransi syariah, ada 7 modal ventura syariah, rumah gadai syariah, dan lebih dari 5000 lembaga keuangan mikro syariah, serta 23 juta pelanggan.
Akan tetapi, bila dilihat dari sisi pangsa pasar, industri syariah masih rendah. Perbankan syariah memegang porsi 5,3% dari total industri perbankan nasional.
"Ini peluang besar yang harus kita manfaatkan jangan sampai nantinya justru dimanfaatkan oleh negara lain, peluang ini," imbuhnya.
Jokowi coba membandingkan dengan Arab Saudi yang perbankan syariah memiliki pangsa pasar 51,1% di negaranya, Malaysia 23,8% dan UNi Emirat Arab 19,6%.
"Dengan modal kekuatan populasi umat Islam terbesar di dunia, sudah seharusnya dan sudah sepantasnya Indonesia menjadi terdepan, menjadi pemimpin dan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Harusnya seperti itu dan sudah sepantasnya seperti itu," jelas Jokowi.
Meski demikian, Jokowi masih optimis ke depan ada peningkatan yang signifikan. Sampai akhirnya industri tersebut mampu menopang pembiayaan pembangunan di Indonesia. Baik infrastruktur jalan, jembatan, pembangkit listrik hingga pengentasan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan sosial.
"Untuk pengentasan kemiskinan dan menekan ketimpangan, kita harus bisa memanfaatkan dana-dana sosial keagamaan seperti dana zakat yang juga potensinya masih sangat besar sekali," paparnya. (dtf)