Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Di Indonesia, rokok sudah seperti kebutuhan pokok lantaran masyarakat setiap harinya pasti ada saja yang membelinya, baik kalangan bawah, maupun kalangan atas sekalipun.
Namun, bahan baku pembuatan rokok seperti tembakau juga dimpor dari beberapa negara, yang paling besar berasal dari China.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip, Jakarta, Kamis (3/8), di semester I-2017 impor tembakau mencapai US$ 252,6 juta dengan volume 50,7 ribu ton. Angka ini naik jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya US$ 241,6 juta dengan volume 37,6 ribu ton.
Khusus di Juni 2017, total volume 8,1 ribu ton dengan nilai US$ 44,6 juta atau turun jika dibandingkan dengan Mei 2017 yang sebesar US$ 66,3 juta dengan volume 12,1 ribu ton. Bahkan, jika dibandingkan Juni 2016 juga naik hampir 3 kali lipat, sebab di bulan keenam tahun lalu impor tembakau hanya US$ 27,4 juta dengan volume 4,5 ribu ton.
Impor tembakau yang dilakukan Indonesia berasal dari 5 negara, China yang merupakan paling banyak volume impornya, hingga semester I-2017 mencapai 24,3 ribu atau US$ 101,8 juta.
Kedua terbesar berasal Brasil dengan volume mencapai 4,3 ribu ton dengan nilai US$ 30,9 juta. Ketiga Amerika Serikat dengan volume 4,0 ribu ton atau setara US$ 30,8 juta.
Selanjutnya dari Turki, dengan volume sebesar 1,7 ribu ton nilainya US$ 12,0 juta, dan yang kelima adalah berasal dari India dengan volume 2,7 ribu ton atau setara US$ 10,5 juta. (dtf)