Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tanah Karo. Pasca erupsi besar disertai Awan Panas Guguran (APG) Gunung Sinabung yang terjadi pada Rabu (2/8/2017) telah merusak tanaman masyarakat seluas 9.965,27 hektare.
Kerusakan tanaman Hortikultura 7.266,27 hektare, tanaman perkebunan 2.699 hektare. Sementara untuk tanaman pangan sebagian besar lahan sudah lewat musim panen. Kecamatan yang terkena imbas debu gunung diantaranya, Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, Berastagi, Merdeka, Payung, Tiganderket dan Kutabuluh.
“Ini data yang diperoleh dari petugas lapangan kita hingga hari ini. Angka masih fluktuatif, sebab jika tebaran debu terus meningkat maka kerusakan pertanaman petani juga akan seiring. Belum dapat diprediksi kelanjutannya. Namun kita tetap berkoordinasi dengan pihak PVMBG. Untuk total kerugian, saat ini petugas PPL kita masih melakukan pendataan di lapangan. Mungkin dua hari ini datanya sudah ada," ujar Kadis Pertanian Pemkab Karo, Sarjana Purba melalui selulernya, Kamis (3/8/2017).
Lebih lanjut dikatakan Sarjana, dari tujuh kecamatan yang terimbas debu, pasca erupsi kemarin Kerusakan yang terjadi di perladangan warga masih bervariasi. Ada komoditi yang mengalami rusak ringan, sedang, dan rusak berat ataupun juga yang mengalami gagal panen. Sehubungan itu, pihak Distan akan melakukan koordinasi dengan pihak Provinsi dan Pemerintah Pusat terkait ada tidaknya bantuan lanjutan terhadap petani yang mengalami musibah.
“Belum dapat saya pastikan, tetapi usulan akan kita sampaikan ke pronvinsi dan pusat. Kita berharap provinsi dan pusat dapat membantu petani yang terdampak tebaran debu vulkanik Sinabung yang terbawa oleh angin dan menimpa tanaman petani kita. Bencana alam letusan gunung berapi berkepanjangan yang melanda daerah kita ini memang sudah cukup menyulitkan petani,” papar Sarjana.
Untuk bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo, lanjut Sarjana, kepada petani terdampak debu vulkanik. Akan diberikan bantuan untuk maintenance lahan berupa pemberian pupuk kompos. “Kedepannya juga kita programkan untuk pembuatan sumur bor di kelompok-kelompok tani, agar petani tidak kesulitan air pada saat musim kemarau, maupun ketika ada paparan debu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Sinabung,”imbuhnya. (riza pinem)
Disisi lain, sejumlah petani yang ditemui dilapangan mengaku cukup kesulitan dari berbagai aspek, akibat terpaan debu vulkanik yang terus menerus merusak pertanian warga. Sejumlah komoditi hortikultura yang rentan terhadap debu semisal tomat, cabai , kol bunga, brokoly, daun sop, selada, sayur putih, pahit, manis dan terung antaboga. Mengalami kerusakan yang cukup serius.
“Selain membutuhkan proses perawatan yang sulit, tanaman juga harus dikipas atau disiram. Walau telah beruapaya maksimal namun apabila intensitas debu cukup tinggi maka beberapa komoditi akan mengalami kematian. Seperti contoh tanaman cabai, pasca terpapar debu daun akan langsung mengering dan menjadi keriting. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kualitas buah,”ujar Bina Surbakti, petani Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat.
Ditempat terpisah, petani asal Perteguhen, Modesti Ginting juga mengakui kerusakan yang cukup parah pada tanaman tomat. Tebaran debu yang cukup tebal menimpa pohon, daun, buah, serta bunga tomatnya menyebabkan kerusakan yang cukup parah. “Kemungkinan tidak akan bertahan lama lagi. Kira kira beberapa hari lagi pohon tomat ini akan kering dan mati. Jika tidak terkena abu gunung, kemungkinan masih bisa panen hingga sebulan kedepan,” katanya lesu.
Sementara itu, pihak PVMBG, pos pengamatan gunung berapi Sinabung menyatakan aktivitas gunung masih sangat tinggi. Kepada warga tetap dihimbau waspada. Jauhi kawasan zona larangan, khususnya zona merah. Karena letusan eksplosif belum dapat diprediksi kapan akan terjadi atau berakhir. Kepada wisatawan juga dihimbau agar berhati-hati apabila menikmati wisata vulkanologi.