Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Sejak aksi mogok pegawai PT Jakarta International Container Terminal (JICT) empat hari lalu, aktivitas bongkar muat kapal di JICT terhenti sementara.
Akibatnya proses bongkar muat dialihkan ke empat terminal di sekitarnya antara lain,Terminal Operasi 3 PT Pelabuhan Tanjung Priok, TPK Koja, New Priok Container Terminal 1 (NPCT1), dan PT Mustika Alam Lestari (MAL).
Meski terjadi pengalihan bongkar muat, Wakil Direktur Utama JICT Riza Erivan memastikan tidak ada biaya tambahan yang harus ditanggung pengusaha importir maupun eksportir, karena proses bongkar muat tetap berlangsung sebagaimana biasa, dengan kata lain, hanya lokasi bongkar muat saja yang berpindah.
"Karena prinsipnya kapal yang seharusnya membongkar muat di JICT dialihkan ke terminal-terminal di sebelah kami, jadi pada umumnya enggak akan menimbulkan biaya tambahan baik bagi eksportir maupun importir, sama saja. Kemarin bongkar muat di JICT sekarang bongkar muat di koja misalnya, Tidak akan ada biaya tambahan," ungkap Riza di hadapan wartawan di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Minggu (6/7/2017).
Sementara itu, Riza menegaskan, pihaknya akan menanggung biaya yang dikeluarkan para importir kontainer akibat kejadian tersebut, seperti halnya biaya kontainer, storage atau biaya-biaya lain yang ditanggung perusahaan importir/eksportir akibat terhambatnya aktivitas bongkar muat.
"Pada periode penutupan itu, kami akui memang itu periode sengaja kami tutup. Kalau ada biaya di periode itu, akan kami tanggung. Misalnya ada biaya penumpukan, biaya storage, ataupun biaya-biaya yang timbul diantara biaya itu jadi tanggungan perusahaan," ujarnya.
Seperti diketahui, akibat aksi mogok 600 pegawai tersebut, JICT terpaksa menutup aktivitas bongkar muat di terminalnya sejak 3 Agustus 2017, sejak pukul 03.00 wib. (dtf)