Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Madiun. Desa Tempusari, Wungu, Madiun, menggelar lomba makan getuk. Yang jadi pesertanya adalah para pedagang getuk yang sebagian besar terdiri dari kaum ibu dan lansia.
Para pedagang getuk tersebut makan getuk yang dibuatnya sendiri. Meski tiap hari berkutat dengan getuk, mereka tak cukup mahir memakannya dengan cepat.
Lomba ini memang dikhususnya bagi para pedagang getuk. Selain memperingati HUT RI ke-72, lomba ini ingin menunjukkan bahwa getuk itu masih ada. Getuk adalah makanan yang lebih sehat bila dibandingkan makanan instan yang lain buatan pabrik.
"Di sini kan mayoritas warganya berjualan getuk. Nah, lomba ini tadi tujuannya untuk mengangkat perekonomian warga supaya getuk bisa dikenal. Karena belakangan ini getuk mulai ditinggalkan warga," kata Kepala Desa Sunyoto kepada detikcom, Minggu (6/8/2017).
Getuk yang dibuat lomba, kata Sunyoto, adalah getuk yang sama yang dijual bakul getuk tersebut. Para pedagang getuk ini sengaja menyisihkan getuknya untuk dijadikan sarana lomba.
Para perempuan paruh baya ini senang ikut perlombaan makan getuk. Bahkan saat mengikuti lomba, tingkah polah mereka membikin yang melihatnya tertawa. Mereka harus makan satu pincuk getuk dengan cepat. Dari sepuluh peserta yang ikut, seorang nenek berhasil melahap getuk dalam waktu tak kurang dari satu menit.
Menurut Fathonah, salah satu peserta, ia ikut lomba makan getuk untuk ikut memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-72. Meski tidak memperebutkan hadiah, namun Fathonah mengaku senang dan bahkan ingin ikut di tahun mendatang.
"Ya tetap senang, meski gak ada hadiah yang penting ikut lomba makan getuk," ujar Fathonah di sela-sela perlombaan.
Fathonah mengaku ingin ikut lagi jika lomba serupa ada lagi. "Kalau ada lagi tahun depan, saya pingin ikut lagi," kata Fathonah. (dtc)