Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Natuna. Laut Natuna, yang tergabung dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711, menyimpan potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat tinggi. Di sektor perikanan, potensinya diperkirakan mencapai US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,32 triliun (estimasi kurs Rp13.300/US$) setiap tahunnya. Inilah yang membuat kapal asing kerap datang ke wilayah perairan Natuna untuk mencuri sumber daya ikan milik Indonesia.
Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja, mengatakan wilayah Natuna masih menjadi sasaran kapal-kapal asing pencuri ikan lantaran masih minimnya aktivitas penangkapan nelayan-nelayan Indonesia di perairan tersebut.
"Kadang-kadang mereka pasang kamuflase, pakai bendera Indonesia padahal ABK-nya Vietnam," katanya saat ditemui di Natuna, Minggu (6/8).
Penangkapan pun menjadi cara yang paling efektif bagi kapal-kapal asing pencuri ikan tersebut. Supaya jera, kapal tersebut selanjutnya akan diledakkan dan ditenggelamkan.
"Pakai cara ini memang berkurang banyak. Wilayah kita terlalu luas. Armada kita cuma ada berapa untuk bisa patroli. Jadi harus dibuat takut. Ada risiko, dia sudah hitung itu. Dia punya kapal, masuk ke Indonesia, dia punya 10, mungkin dia nasibnya lagi sial, ada dua yang ketangkap. Tapi kita cari terus," kata Sjarief.
Dalam satu tahun terakhir saja, sudah ada 29 kapal yang ditangkap Kapal Pengawas Perikanan di sekitar Laut Natuna Utara saja. Kapal tersebut sebagian besar merupakan kapal Vietnam dan juga Thailand dengan ukuran kapal antara 60-200 GT. Ikan hasil tangkapan yang dicuri meliputi ikan-ikan khas Laut di Natuna Utara seperti Kakap Merah, Tongkol, Tuna, cumi dan sebagainya.
Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam, Selamet mengatakan aktifitas pencurian ikan dalam satu tahun terakhir ini terbilang meningkat dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut ditenggarai lantaran masih belum banyaknya nelayan Indonesia yang menangkap ikan di wilayah tersebut.
Hal tersebutlah yang membuat pemerintah saat ini membangun sentra-sentra kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau terluar Indonesia, dan memberikan nelayan alat tangkap serta kapal penangkapan ikan yang memadai agar bangsa Indonesia dapat berdaulat atas laut yang dimiliki.
"Mereka (kapal asing) itu masih berani datang alasannya karena masih banyaknya ikan di wilayah kita dan itu ikannya bagus-bagus," tukasnya. (dtf)