Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Solo. Malaysia ditetapkan sebagai Presiden MK Asia yang baru menggantikan Indonesia. Ketetapan ini diambil dalam Pertemuan Dewan Anggota atau Board of Member Meeting (BOMM).
"Sudah, jadi tadi begini karena melanjutkan pembicaraan di Bali setahun yang lalu," ujar Presiden MK Asia, Arief Hidayat, di sela-sela pertemuan di Hotel Alila, Solo, Selasa (8/8).
Arief yang memimpin sidang pemilihan itu menerangkan keputusan diambil dengan begitu cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 3 menit. Sidang dimulai dengan menanyakan kesiapan dari Malyasia dan negeri jiran itu akhirnya menyanggupinya.
"Saya sampaikan pertama kali apakah Malaysia masih bersedia Presiden yang baru karena dulu sudah ada kesepakatan Malaysia tapi karena kondisi internalnya nggak memungkinkan sehingga Indonesia diminta dulu lah, tapi saya sewaktu memimpin sidang pada proses pemilihan, saya katakan itu dan kemudian dilanjutkan dengan Presiden Turki yang melanjutkan menindak lanjuti yang di Bali, dan Malaysia sanggup, hanya tiga menit," kata Arief.
Selain itu, Arief menjelaskan memang sudah ada pertemuan informal sebelum forum pemilihan digelar. Pertemuan informal itu untuk memastikan kesiapan Malaysia menjadi Presiden MK Asia seperti kesanggupan yang pernah disampaikannya di kongres Bali.
"Sudah ada pertemuan sebelumnya, pertemuan informal kemarin sore bahwa kemarin di Bali untuk berkenan menjadi ketua mungkin Malaysia ya kita sampaikan di sidang terbuka besok, kita akan lihat petimbangan dari ketua," jelasnya.
Proses selanjutnya akan dilaksanakan serah terima jabatan dari Indonesia kepada Ketua Mahkamah Persekutuan Malaysia, Raus Sharif. Sidang juga masih berlanjut dengan pembahasan agenda lain.
Untuk diketahui, sejak dideklarasikan pada 2010 lalu di Jakarta, Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Institusi Sejenis se-Asia atau The Association of Asian Constitutional Court and Equivalent Institusions (AACC) telah dipimpin oleh tiga negara. Presiden AACC pertama yaitu, MK Korea (2010-2012), MK Turki (2012-2014), dan terakhir Indonesia (2014-2017). (dtc)