Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnisdaily.com - Aek Kanopan. Kondisi jalan sepanjang 120 kilometer di Ibu Kota Labuhan Batu Utara (Labura) Aek Kanopan rusak dan berlumpur. Rusaknya jalan itu membuat harga hasil pertanian masyarakat dihargai rendah.
Seperti harga tandan buah segar (TBS), kata K Sibarani (50), seorang tokoh masyarakat Desa Teluk Pulau Dalam Kecamatan Kualuh Leidong, Selasa (8/8/2017).
Ia menyebutkan harga TBS di dua kecamatan itu lebih rendah Rp 300 sampai Rp 500 per kg dibandingkan dengan harga TBS kelapa sawit di Kecamatan Kualuh Hulu dan Kualuh Selatan.
"Jalan ini merupakan urat nadi penghubung dua kecamatan ini ke Ibu kota Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Aek Kanopan. Selain TBS, harga padi juga lebih murah dibandingkan daerah lainnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Labura, M Ikhwan Lubis mengatakan, dua kecamatan tersebut merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan dan drainase.
Bahkan pada 2016, Bupati Labura H Kharudin Syah pernah menyampaikan, Jalan Tanjung Pasir-Tanjung Leidong ini akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sumut dengan tujuan agar mempercepat pembangunannya.
Sayangnya, kata Kadis PU Kabupaten Labura Edwin Fritzen, hingga kini pelimpahan wewenang dari Pemkab Labura ke Pemprovsu atas jalan tersebut masih tahap proses. Ironinya lagi, pada tahun anggaran 2017 ini PU Labura merealisasikan anggaran hanya Rp 4 miliar untuk pembangunan perkerasan yang rencana lokasinya di Desa Teluk Binjai.
"Pelimpahan Jalan Tanjung Pasir-Tanjung Leidong ke Pemprovsu masih tahap proses. Untuk tahun 2017 ini, PU Labura hanya menganggarkan Rp 4 miliar yang sumber dananya dari DAK tahun anggaran 2017 untuk perkerasan di Desa Teluk Binjai," kata Edwin.