Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bank Indonesia (BI) masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 5-5,4%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV diperkirakan mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (7/8) lalu merilis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2017 sebesar 5,01% atau sama seperti kuartal sebelumnya.
"Bank Indonesia masih meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 adalah antara 5-5,4%," kata Agus di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (9/8).
Mengenai masih lemahnya konsumsi di kuartal II-2017 kemarin, Agus mengakui belum adanya penguatan. Seperti diketahui angka konsumsi rumah tangga di kuartal II-2017 yang sebesar 4,95%, angka ini hanya tumbuh tipis jika dibandingkan kuartal I tahun ini sebesar 4,94%.
Ia meyakini angka konsumsi mengalami peningkatan di kuartal III dan kuartal IV tahun ini. Bergesernya pola konsumsi di semester II tahun ini membuat BI masih cukup optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 masih berada di kisaran 5-5,4%.
"Ada jumlah kegiatan di kuartal II yang membuat kontribusi dan konsumsi itu bergeser ke kuartal III, tapi kalau ditanya tentang revisi, itu tidak. Karena kami lihat ekonomi Indonesia dalam kondisi baik," ujar Agus.
Agus meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di dua kuartal terakhir mampu berada di atas 5,2%. Sehingga di akhir tahun bisa berada di kisaran 5-5,4%.
"Jadi kalau di kuartal I dan II ada di kisaran 5,01%, kita lihat di kuartal III dan IV itu akan ada di atas 5,2%, tapi secara nasional perkiraan kami akan ada di 5-5,4%," ujar Agus.
Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi di kisaran tersebut, BI akan terus berupaya menjaga dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah, moneter dan sistem pembayaran. Saat ini, BI menilai nilai tukar rupiah masih terjaga dalam ruang yang baik dan cenderung tidak mengalami gejolak dengan nilai tukar lainnya.
"Kondisi rupiah masih dalam kondisi stabil. Rupiah masih dalam relatif menguat selama 2016-2017 dan
volatilitasnya stabil di 2,5%," kata Agus.
Inflasi diperkirakan juga masih terjaga di kisaran 4% plus minus 1% atau kisaran 3-5%. Di minggu pertama Agustus, berdasarkan survei mingguan BI terjadi inflasi sebesar 0,02%.
"Di minggu pertama Agustus kita lakukan survei di 82 kota IHK, inflasi Indonesia di 0,02%, jadi terkendali," ujar Agus.
Inflasi yang terjaga pada target juga harus didukung dengan beberapa kebijakan pemerintah, antara lain dengan tidak melakukan penyesuaian harga gas elpiji 3 kilogram (kg) dan harga komoditas lainnya. (dtf)