Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Produksi pisang kepok (sitabar di Mandailing) di Mandailing Natal (Madina) anjlok akibat terserang virus. Sebagai gantinya, para pedagang makanan pun memilih pisang sililit sebagai bahan baku. Harganya pun lebih murah.
Nanik boru Nasution seorang penjual penganan, seperti pisang goreng dan kolak mengaku sudah lama beralih bahan baku jualannya ke pisang sililit.
"Pisang kepok kan susah mendapatkannya di pedagang buah, jikapun ada harganya itu sangat mahal perbedaannya lebih 100% dari sililit. Makanya, banyak pedagang yang sama seperti saya ini beralih," ujar Nanik kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (10/8/2017).
Dia mencontohkan, harga pisang kepok Rp 3.000/sisir, sedangkan sililit hanya Rp 500.
"Ukuran memang lebih besar kepok, dan dulu bahan ini yang kita pakai waktu harga murah dan mudah mendapatkanya. Kalau soal rasanya tidak jauh berbeda, " katanya.
Pengakuan pedagang pisang di Pusat Pasar Baru Panyabungan membenarkan masyarakat lebih memilih sililit daripada kepok.
"Wajar harga lebih murah dan barangnya pun lebih mudah mendapatkannya, " kata pedagang.