Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tidak sekuat perkiraan. Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan akan bergeser pada kuartal III-2017 karena konsumsi rumah tangga yang belum terlalu kuat pada kuartal I dan II-2017.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi dikarenakan konsumsi rumah tangga yang tidak cukup kuat dengan realisasi 4,95%, naik tipis dibandingkan kuartal sebelumnya. Padahal ada aktivitas Lebaran, yang seharusnya mampu mendorong konsumsi.
"Memang, konsumsi rumah tangga belum cukup kuat dan solid. Tapi investasi sudah cukup baik," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung BI, Jumat (11/8/2017).
Pertumbuhan ekonomi diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 5,01%. Investasi memberikan peranan cukup besar. Sementara konsumsi rumah tangga dan ekspor justru melambat. Sementara konsumsi pemerintah bahkan negatif dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi yang sudah diumumkan 5,01% tidak sekuat yang kita perkirakan, tapi pertumbuhan akan bergeser dari kuartal II dan III," terangnya.
Bila dibagi secara wilayah, ekonomi masih disumbang dari Jawa. Sementara itu, Agus mengatakan, wilayah Kalimantan dan Sulawesi tidak memberikan cukup kontribusi untuk ekonomi.
"Kita harus melihat di semester II, kita sambut baik pertumbuhannya, dari sisi ekspor masih tertekan karena harga komoditas tapi kami tetap optimis tahun 2017 pertumbuhan bisa 5-5,4%," ujar dia.
BI akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter namun dia belum bisa menyampaikan bentuk instrumen apa yang akan digunakan.
"Ke depan kami harap bisa ada perbaikan. Tapi kami masih memperhatikan ekonomi dunia, khususnya jika melihat kondisi Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara yang masih tegang dan bisa memberikan dampak ke stabilitas geopolitik," ujarnya.
Kemudian, bank sentral juga terus mengikuti bagaimana AS yang akan melakukan penurunan balance sheet. Menurut Agus kepastian fiskal di AS juga menjadi perhatian dari BI.
"The Federal Reserve ada kemungkinan menaikkan suku bunga sampai Desember atau bahkan bisa tertunda, itu yang akan kita perhatikan," jelas dia. (dtf)