Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota Komisi C DPRD Sumut, Meilizar Latief meminta Pemerintah Sumatera Utara (Pemprovsu) ikut mendukung dan mengkampanyekan Yuk Nabung Saham (YNS), sehingga tersosialisasi secara maksimal.
Menurut politisi Partai Demokrat ini, sudah berusia 40 tahun pasar modal di Indonesia, namun minat masyarakat Indonesia menabung saham di pasar modal dan bahkan implementasi pemahamannya masih rendah.
"Menabung saham merupakan salah satu solusi peningkatan perekonomian. Saya mengimbau kepada masyarakat Sumut untuk mengambil peran menabung saham dengan menyisihkan sebagian penghasilannya menjadi buffer (penyangga) di kemudian hari untuk menuju kehidupan yang lebih layak," ujarnya kepada wartawan, di Medan, Minggu (13/8/2017).
Dijelaskan Meilizar, kendati sosialisasi serta peningkatan literasi masyarakat mengenai pasar modal terus dilakukan, namun hingga saat ini pemahaman masyarakat Indonesia berkaitan dengan pasar modal masih di bawah 5%.
Ditambahkannya, kampanye YNS telah dikembangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2015, yang tujuannya mengajak masyarakat beri investasi di pasar modal dengan cara aman dan menguntungkan.
"Melalui program YNS program ini mengubah pola pikir kita dari menabung hanya ke perbankan menjadi pola pikir berinvestasi atau bergerak dari saving society menjadi investing society," kata Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut ini.
Apalagi, pemerintah telah membuat persyaratan dengan mudah dan terjangkau, yakni minimun Rp 100.000 bisa memiliki saham.
"Di Sumut telah ada 29 perusahaan sekuritas, di antaranya Mandiri, BN, CIMB, Bank Panin, BRI Sekuritas dan perusahaan swasta lainnya. Melihat persyaratan yang mudah ini pasar yang menjadi orientasi program YNS untuk semua lapisan masyarakat Indonesia, baik itu rumah tangga, mahasiswa, pengusaha mikro, dosen, profesional dan lain ya," kata pengamat perbankan ini.
Bank BRI telah meluncurkan program Desa Menabung Saham yang merupakan suatu program yang sangat aspiratif dan dapat menjadi program yang menjembatani gap antara percepatan perekonomian desa dengan kota.