Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Garam (Persero) ditugasi pemerintah mengimpor garam untuk kebutuhan konsumsi dari Australia sebanyak 75.000 ton. Saat ini, sudah 52.500 ton garam yang masuk yakni lewat Pelabuhan Ciwandan Banten, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Sekretaris Perusahaan PT Garam, Hartono, mengungkapkan garam tersebut tak langsung didistribusikan ke pasar-pasar, namun disalurkan lewat Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk kemudian diolah menjadi garam siap konsumsi.
"Targetnya garam ini sampai ke konsumen end user Rp 4.500-5.000/kg. Ini kan bentuknya masih bahan baku garam, nanti diolah lagi oleh IKM untuk dihaluskan dan diberi yodium. Harga jual ke IKM ada tim (pemerintah) yang menentukan," jelas Hartono kepada detikFinance, Minggu (13/8/2017).
Diungkapkannya, meski sudah masuk sejak 10 Agustus lalu, garam impor peruntukkan konsumsi tersebut masih tersimpan di gudang. Komoditas bumbu dapur itu baru akan dikeluarkan setelah mendapat verifikasi dari Kementerian Perindustrian.
"Sementara masih di gudang-gudang kita untuk diverifikasi. Baru kemudian kami distribusikan ke IKM-IKM. Selain itu juga ini mau masuk panen di petani garam, ini kan sifatnya untuk stimulus saja biar garam bisa turun," ujar Hartono.
Menurut dia, garam impor pengapalan terakhir dari Australia akan datang pada 21 Agustus mendatang sebanyak 22.500 ton lewat Pelabuhan Belawan di Medan. Sebelumnya, garam impor pertama kali masuk sebanyak 25.000 ton melalui Pelabuhan Ciwandan, Banten, serta 27.500 ton masuk lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada Sabtu lalu (12/8/2017). (dtf)