Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menerapkan program kredit ultra mikro yang diperuntukan kepada masyarakat bawah agar bisa tetap berusaha dan terlibat dalam perekonomian nasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, program kredit ultra mikro ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat di kelompok bawah.
Desa Pasir Angin, Megamendung, Kabupaten Bogor menjadi salah satu lokasi dari 19 kabupaten/kota pilot projek program kredit ultra mikro.
Dia bercerita, Kabupaten Bogor sendiri terdiri dari 5,6 juta penduduk yang mana sekitar 710 ribunya pelaku usaha. Di mana, sekitar 93% belum terjamah oleh akses pinjaman dari lembaga keuangan.
Dalam program kredit ultra mikro, kata Sri Mulyani, pemerintah menganggarkan sekitar Rp 1,5 triliun yang bisa dimanfaatkan para pelaku usaha khususnya di kelompok bawah.
"Kabupaten Bogor mendapat dana desa dan katanya dipakai untuk infrastruktur dasar, untuk usaha mikro dan KUR, dengan anggaran yang masuk dan langsung diterima masyarakat termasuk PKH (program keluarga harapan), bisa menambah daya beli masyarakat terutama yang di kelompok bawah," kata Sri Mulyani di Kabupaten Bogor, Senin (14/8).
Dia menilai, program kredit ultra mikro menjadi salah satu program yang penting terkait dengan daya beli, sebab program ini menjadi modal awal masyarakat kelompok bawah terhadap lembaga keuangan.
"Ketimpangan perlu dikurangi sehingga kelompok bawah bisa mendapatkan tambahan manfaat dari APBN kita," tambah dia.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia juga mengakui bahwa akan menyisir sektor-sektor yang mengalami guncangan daya beli.
"Tentu saja kita akan melihat yang di kelompok menengah lebih kepada kesempatan kerja dan harga yang stabil, dan itu yang dilakukan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo memastikan, bala bantuan pemerintah dalam meningkatkan daya beli masyarakat melalui bantuan sosial juga diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, termasuk program kredit ultra mikro.
"Kita memang berharap seperti itu. Kredit mikro ini intinya bukan hanya untuk itu, tapi juga kami ingin mereka berusaha," kata Mardiasmo.
Bukan hanya persoalan daya beli, lanjut Mardiasmo, dengan program kredit ultra mikro juga mampu menekan angka pengangguran dan ketimpangan.
"Kalau ini berhasil, bisa mengurangi pengangguran. Ini akses bisa semua, bisa satu keluarga mengajukan, dan harapannya bisa jadi home industry. Kemudian ketimpangan. Walaupun ini kecil sekali, tapi mereka dapat income karena bisa berusaha sendiri. Jadi mereka punya ability to pay, ability to consume. Itu yang diharapkan," kata Mardiasmo. (dtf)