Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pembangunan proyek rusunami berkonsep TOD (Transit Oriented Development) di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan telah dimulai secara resmi. Ada tiga tower rusunami yang dibangun di Stasiun Tanjung Barat. Tiga tower ini akan menampung 1,232 unit hunian di atas lahan seluas 15,244 m2 dengan total 29 lantai dan nilai investasi sekitar Rp 705 miliar.
Dari total 1.232 unit hunian yang dibangun, 298 unit di antaranya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya dijual komersil. Direktur Produksi Perumnas, Kamal Kusmantoro mengatakan, ada dua tipe rusunami yang akan dibangun, yakni dengan tipe studio 1 kamar luas 22 m2 dan tipe hunian dengan 2 kamar tidur luas 32 m2. Harga untuk MBR dipatok Rp 9,2 juta/m2 dan untuk non MBR atau komersil sebesar Rp 16-18 juta/m2.
"Harga subsidi kalau aturan FLPP kan Rp 9,2 juta per m2, tadi bu Menteri minta diturunkan, tapi dihitung dulu. Mungkin disubsidi lagi sama yang anami (komersil) nanti. Berarti harganya sekitar Rp 202 juta untuk yang luasnya 22 m2. Kalau yang anami, harganya sekitar Rp 16-18 juta/m2," katanya saat ditemui di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Adapun penjualan proyek rusunami di Stasiun Tanjung Barat ini rencananya baru akan dipasarkan pada September mendatang. MBR dapat memiliki hunian ini dengan menggunakan skema FLPP dari Bank BTN. Hak guna kepemilikan rusunami berjangka waktu hingga 50 tahun.
Nantinya, di dalam area rusunami juga akan terdapat zona komersial, yang terdiri dari kiosk, F&B (food and beverage), modern dan tradisional retail yang rencananya bakal disewakan. Selain itu ada pula fasilitas tempat parkiran dengan total keseluruhan sekitar 4.186 m2 di mana tetap memprioritaskan kepada para penghuni.
Sehingga, idealnya tidak hanya kebutuhan hunian yang akan terpenuhi, namun juga penciptaan nilai tambah perekonomian baru pada wilayah tersebut. (dtf)