Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan hal ini seusai melakukan perjalanan keliling Indonesia menemui warga.
"Selaku Ketua MPR, saya melakukan perjalanan keliling Indonesia. Berdialog dengan masyarakat, melihat hasil-hasil pembangunan, dan mendengarkan pendapat dan aspirasi masyarakat," kata Zulkifli dalam Rapat Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Saat berkunjung ke Aceh, Zulkifli mengatakan kondisi masyarakat ada dalam situasi damai. Selain itu tanda perekonomian tumbuh tampak di matanya.
"Di Aceh, alhamdulillah, Bapak-bapak. Beberapa kali pilkada berlangsung aman dan damai. Tidak ada yang rusak. Ekonominya tumbuh. Di Aceh, jam 01.00 pagi masih ramai tanda masyarakatnya mulai sejahtera. Masyarakat lokalnya mulai tumbuh. Pedagang kecil dan UKM berkembang dengan baik. Itu di Aceh, tepuk tangan untuk Aceh," tuturnya.
Selanjutnya, Ketua Umum PAN ini berkunjung ke Medan, Sumatera Utara. Dia sempat bertemu seorang perempuan yang berdagang garam.
Perempuan bernama Zubaidah yang berprofesi sebagai pedagang itu mengeluhkan ketersediaan dan harga garam.
"Ibu Zubaidah mengeluh, 'Pak Ketua MPR, omset agak turun. Apalagi harga garam. Dulu harganya Rp 4.000, Pak. Sekarang Rp 8.000 tapi garamnya langka.' Itu kata Ibu Zubaidah," ujarnya.
Zulkifli lalu mengunjungi Sulawesi Selatan. Serupa dengan Aceh, pertumbuhan ekonomi di Sulsel juga mengalami peningkatan. Dia menyebut Sulsel sebagai daerah yang memiliki perkembangan ekonomi terbaik di Indonesia.
Setelah mencari tahu, perkembangan ekonomi tersebut ternyata berasal dari sistem ekonomi kerakyatan yang dijalankan.
"Saya tanya kenapa bisa begitu? Karena ekonominya berbasis ekonomi rakyat. Kebun-kebun, kebun rakyat. Pertanian, pertanian rakyat. Ada kebun cokelat dan lain-lain. Usaha kecil, usaha rakyat. Warung, warung rakyat. Di mana-mana banyak kafe seperti di luar negeri. Maju sekali," ucapnya.
"Kesenjangannya juga kecil. Ini bukan karena kampungnya Pak JK. Kesenjangan sedikit, perkembangan ekonomi baik karena basis ekonomi rakyat," sambung Zulkifli.
Hal seperti ini juga ditemukannya ketika mengunjungi Bima, Nusa Tenggara Barat. Pemerintah daerah Bima mendorong ekonomi kerakyatan dengan menjegal adanya pasar besar.
Tapi Zulkifli juga sempat menemukan kondisi pembangunan ekonomi yang lambat. Hal itu ditemukannya ketika mengunjungi Kalimantan.
Dia mengatakan, sejauh mata memandang, kebun sawit dan tambang-tambang besar mudah ditemukan di Kalimantan. Namun, yang membuat miris, masyarakat Kalimantan tak banyak yang memiliki kebun dan tambang tersebut.
"Saya bertanya, coba tunjuk (tangan) Bapak-bapak sekalian. Ada tidak yang punya sawit 50 hektare? Di antara 2.000 tokoh, tak ada satu pun yang angkat tangan. Saya juga bertanya, tunjuk tangan Bapak-bapak yang punya tambang. Tak satu juga yang tunjuk tangan. Di Kalimantan nampak kesenjangan dan ekonominya pertumbuhannya juga rendah," ceritanya.
Zulkifli mengatakan masih ada perjalanan lain yang dilakukannya dengan bertemu masyarakat lain yang memiliki cerita tak melulu sama. Banyak masyarakat yang memuji pemerintahan Jokowi-JK tapi masih ada juga yang mengeluhkan soal kondisi minimnya lapangan kerja.
"Sebagai pimpinan MPR, rakyat Indonesia banyak memuji dan berterima kasih atas kepemimpinan Presiden Jokowi dan Pak Jusuf Kalla. Namun demikian, kami juga sampaikan keluhan masyarakat dalam kesempatan kerja dan penurunan daya beli," tutur Zulkifli.
Beberapa waktu lalu, garam sempat langka ditemui di pasaran. Kondisi ini juga akhirnya membuat harga garam melonjak sampai 100 persen. (dtc)