Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com. Langkat-Sekarang giliran petani semangka mengalami "lesu darah". Pasalnya, produksi melimpah, pedagang penampung mengaku tidak sanggup membeli semua hasil panen. Harga jual di tingkat petani pun terjun bebas ke level Rp 800/kg (jenis biji), Rp 1.300/kg (sweetgold/kuning), dan Rp 2.000/kg (nonbiji).
Padahal, sepekan lalu harga semangka biji masih Rp 1.500/kg, berangsur turun ke Rp 1.200/kg, semangka sweetgold/kuning Rp 3.000/kg, turun ke harga Rp 2.000/kg, dan semangka nonbiji Rp 4.000/kg turun ke Rp 2.800/kg.
"Lesu kami Pak, 5 hari lalu kami berharap harga semangka bisa bertahan atau naik, tetapi tiba saatnya panen, harga anjlok. Lebih pening lagi, produksi semangka yang mau dipanen hari ini dan esok hari hingga empat hari ke depan ratusan ton jumlahnya, tak tertampung,” ujar Anto Wereng, petani semangka di Desa Sekoci, Kecamatan Besitang, Langkat, Sabtu (19/8/2017).
“Agen pun menutup handphon (hp) mereka saat kita hubungi. Ke mana harus kami jual? Semangka sudah wajib dipetik, kalau terlalu masak tambah tak laku terjual,” lanjut Anto.
Hal demikian diakui kalangan agen penampung. Mereka mengaku kewalahan mengisi langganan untuk pasar.
"Pedagang meja menolak semua untuk menambah stok semangkanya. Pasar masih dingin. Konsumen berkurang karena cuaca hujan dan mendung, sehingga semangka yang kita bawa ditolak mereka. Bagaimana kami bisa membeli ke petani lagi. Yah sebenarnya kasihan terhadap petani,” sebut Kasim dan Ifan, pedagang penampung semangka di Langkat.
Jika harga di tingkat petani anjlok, namun di tingkat konsumen harga tidak turun.
"Memang kami jual ke konsumen masih Rp 6.000-an/kg, karena, pemasok menjual Rp 5.000/kg saat semangka masuk pada pekan lalu. Tetapi cuaca dalam seminggu ini kan dingin, mendung, hujan, pembeli pun masih kurang. Mereka butuh buah pemanas tubuh seperti durian yang saat ini lagi musim,” sebut Pak Jolari, penjual buah semangka di Kuala Simpang, Aceh Tamiang saat dihubungi lewat telepon selular.
Darmanto, pedagang penampung di Kecamatan Gebang, Langkat, mengaku terpaksa membeli semangka ke petani dengan harga murah.
"Tidak bisa jual, semua meja menolak, stok mereka masih banyak. Saya beli semangka kuning/sweetgold dari petani Rp 1.300/kg. Saya jual ke anggota saya yang mengecer dengan kenderaan sepeda motor dengan along-along. Itu pun sambil menolong petani, ketimbang semangka mereka tak terjual,” ungkap Darmanto.