Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batubara. PT Saudara Buana Samudera perusahaan pelayaran dan jasa ekspor impor membuka cabang utama di Kabupaten Batubara. Nantinya perusahaan ini diharapkan dapat membantu pihak produsen, broker maupun pelaku bisnis untuk dapat melakukan kegiatan ekspor impor di Pelabuhan Pelindo II, Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.
"Dengan potensi yang dimiliki Batubara, kita optimis PT SBS dapat menjalankan bisnis jasa pelayaran ekspor impor di Pelabuhan Kuala Tanjung", ungkap Direktur Utama PT Saudara Buana Samudera, Buana Saputra, di Kantor PT SBS, Kecamatan Lima Puluh, Selasa (22/8/2017).
Ia mengatakan, sesuai pernyataan Menko Perekonomian beberapa waktu lalu, secara garis besar dampak yang diharapkan dari paket kebijakan ekonomi berupa kemudahaan dan kemurahan usaha, khususnya di sektor pelayaran dan ekspor impor. Nantinya perusahaan dalam negeri bakal mendapatkan keutamaan untuk ekspor dan impor komoditas tertentu, seperti beras, minyak sawit, batu bara atau komoditi lainnya.
Kehadiran PT SBS selain memberi kemudahan guna membantu para pelaku bisnis serta produsen beragam komiditi, juga dapat memberi tambahan bagi defisit transaksi pembayaran pendapatan faktor produksi (primary balance) lewat pembayaran jasa. Pemerintah setempat juga akan terkena imbas menikmati pembayaran jasa transportasi, khususnya yang terkait dengan pembayaran jasa laut (freight) oleh residen kepada non residen.
"Sumatera Utara khususnya Kabupaten Batubara sebagai wilayah zona maritim, memiliki potensi ruang laut yang dilalui rute pelayaran internasional dengan tingkat kepadatan sangat tinggi. Wilayah Sumatera merupakan salah satu kepulauan terbesar di Indonesia dengan nilai PDB, populasi, dan sumber daya alam yang cukup besar pula,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Buana Saputra, potensi raksasa tersebut diyakaninya akan kembali menjadikan status Pelabuhan Pelindo II Kuala Tanjung sebagai pelabuhan utama (global hub). Sedang beberapa pelabuhan lain di ASEAN, seperti pelabuhan Singapura, pelabuhan Tanjung Pelepas, dan pelabuhan Klang di Malaysia, menurutnya merupakan pelabuhan tersibuk di belahan Asia, khususnya di Asia Tenggara, sangat dekat dengan Pelabuhan Pelindo II Kuala Tanjung.
Selama ini tata cara ekspor yang lazim digunakan menganut azas freight on board (FOB), yaitu ekspor barang komoditas Indonesia ke pasar internasional hanya dinilai dari nilai barangnya, tidak termasuk ongkos kirim dan asuransinya.
"Karena itu, di PT SBS memakai sistem ekspor dengan prinsip cost, insurannce and freight (CIF), sehingga barang ekspor Indonesia dinilai berdasarkan nilai komoditas ekspornya, ditambah dengan biaya angkut dan asuransinya,” ungkap Buana Saputra.
"Dengan dibukanya cabang di Batubara, saat ini total kita telah miliki 4 kantor keagenan, yaitu di Kota Tanjungbalai (Sumut), Belawan (Sumut), dan Kalabahi (Nusa Tenggara Timur),” katanya.