Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Yogyakarta. Dalam memberikan pidato kunci di acara 2nd Annual Islamic Finance Conference (AIFC) 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan kondisi terkini industri keuangan syariah di Indonesia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan, pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia sudah luar biasa. Pada tahun 2017, industri perbankan syariah di Indonesia terdiri dari 13 bank syariah penuh, 21 bank unit syariah, dan 167 bank perkreditan syariah dengan total aset lebih dari Rp 375 triliun.
"Aset ini menyumbang 5,34% dari total aset perbankan, yang masih tergolong kecil, mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia," kata Sri Mulyani di Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, Rabu (23/8).
Di industri non perbankan sampai dengan tahun 2017, kata Sri Mulyani, total aset pembiayaan syariah tumbuh 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara premi asuransi syariah tumbuh 3,68% pada Juni tahun ini dibandingkan dengan periode tertentu tahun lalu.
Di pasar modal, pangsa pasar sukuk adalah 21,16% atau setara dengan US$ 62,13 miliar dari total obligasi pemerintah. Selain itu total penerbitan sukuk perusahaan adalah Rp 3,17 triliun yang setara dengan 7,9% dari total pasar obligasi korporasi di Indonesia.
"Dari statistik di atas, saya percaya bahwa keuangan syariah akan memainkan peran yang lebih signifikan dalam mencapai agenda SDG, baik dengan berpartisipasi aktif dalam pembiayaan infrastruktur atau strategi penyertaan keuangan," kata Sri Mulyani.
Selain sektor keuangan syariah, sumber pendanaan inovatif lainnya untuk pembangunan berkelanjutan berasal dari dana sosial islam seperti zakat dan wakaf. Menurut baznas (dewan zakat nasional indonesia) potensi zakat di Indonesia sekitar Rp 27 triliun atau setara dengan USD 18 miliar per tahun atau lebih dari 10% anggaran pemerintah.
"Sayangnya hanya kurang dari 2% dari jumlah tersebut yang telah dikumpulkan secara resmi, dan baznas hanya mengumpulkan sekitar setengah dari saham tersebut," tutup dia. (dtf)