Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) hari ini, Senin (4/9), menggelar rapat koordinasi antisipasi hama dan penyakit tanaman serta dampak perubahan umum.
Rapat koordinasi yang digelar di Aula Gedung F Kementan, tersebut dilakukan untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit serta dampak perubahan umum terhadap lahan pertanian di Indonesia.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan pada periode tanam Oktober 2016 hingga Agustus 2017, ada sekitar 63.000 hektar (ha) sawah atau sekitar 0,42% lahan di Indonesia yang terserang hama wereng batang cokelat (WBC) dan kekeringan.
"Lahan terkena serangan serangan hama 63.075 hektar, puso (gagal panen) 20.152 hektar. Itu hanya 0,42% dari total lahan 15,1 juta hektar," kata Amran dalam rapat tersebut, Jakarta, Senin (4/9).
Jumlah tersebut, kata Amran, masih di bawah dari ambang toleransi, atau masih di bawah 5% dari jumlah luas tanam, yakni 15,1 juta ha. Luas gagal panen hanya 2,5% terhadap surplus Luas Tambah Tanam (LTT) Padi pada periode yang sama, yakni seluas 792.245 ha.
"Itu masih jauh di bawah toleransi, tapi kita tetap melakukan antisipasi. Jadi kami melakukan tindakan preventif lebih awal," terang Amran.
Lebih lanjut Amran mengatakan, wilayah lahan yang banyak terkena serangan hama tersebut yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sementara, untuk luas lahan yang terkena kekeringan pada periode Januari-Agustus yakni 56.334 ha dengan gagal panen 18.516 ha. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding tahun 2016 lalu yang yakni 66.922 ha dan gagal panen 7.265 ha lahan yang terkena kekeringan. (dtf)