Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti gypsum di Kota Medan masih sangat rendah. Padahal pertumbuhan properti di ibukota Provisni Sumut ini kian pesat.
Hal itu diungkapkan Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Hantarman Budiono dalam acara diskusi dengan media mengenai teknologi drywall system dari Gyproc, di Hotel Four Points, Medan, Jumat (8/9/2017).
"Mengingat bahan bangunan ini pertama kali dikenalkan di Medan, untuk itu ditargetkan pemasaran gypsum bisa mencapai 1 m2/kapita secara nasional yang dimulai dari Medan. Karena Medan Kota istimewa, " jelasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, penggunaan gypsum di Indonesia 0,43 m2/kapita. Bila dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 4 m2/kapita serta Amerika 7 m2 per kapita.
Dikatakannya, pemerintah Singapura telah diwujudkan dalam bentuk regulasi dan menargetkan 80 persen dari bangunan yang ada disana dan sudah tersertifikasi Green Mark pada tahun 2030.
Berdasarkan sejarah, pemanfaatan gypsum sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Hal itu dibuktikan pada bangunan piramid yang ada di Timur Tengah.
"Di luar panas, tapi di dalam piramid ternyata dingin. Penyebabnya apa, karena dinding piramid dilapisi gypsum, " kata Hantarman.
Indonesia belum protek pemanfaatan gypsum untuk meredam cuaca panas dan masih ketergantungan dengan AC yang belum tentu semua orang bisa menahan dingin." Akibatnya terjadi pemborosan energi karena tergantung dengan AC, " jelasnya.
Dia menambahkan bahan baku gypsum untuk Indonesia masih impor dari Thailand. Hal itu disebabkan bahan baku di Indonesia masih dalam proses penggalian di NTT." Bahan baku kita ramah lingkungan karena berasal dari endapan garam dasar laut dan menjadi bukit," katanya.
Marketing Director SGCPI. Won Siew Yee. mengatakan, saat ini gypsum tidak hanya dipakai untuk plafon bagian atas bangunan. Namun sudah mulai dipakai untuk bagian dinding atau drywall system (sistem dinding kering). Drywall merupakan bentuk dari konstruksi kering yang tidak menggunakan Batubata dan semen basah sebelum proses pengecetan.
"Drywall menjadi solusi yang efektif karena merupakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan 100% dapat didaur ulang serta dapat mengurangi potensi pemanasan global hingga 79%, penggunaan energi utama hingga 67% dan mengurangi penggunaan air bersih hingga 81%," katanya.