Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Ada pelajaran berharga yang bisa diambil Telkom atas anomali yang menimpa satelit Telkom 1. Terlebih, setelah menyebabkan ribuan ATM di Indonesia menjadi offline.
Tercatat, dari total 15.019 sites layanan pelanggan yang mengandalkan satelit Telkom 1, 11.574 sites di antaranya merupakan layanan ATM dan 3.445 layanan lainnya non-ATM.
Untuk memulihkan sites layanan ini, Telkom memerlukan waktu yang cukup lama. Sejak 26 Agustus hingga 10 September. Mulai dari mengalokasikan transponder baru, hingga repointing antena VSAT.
"Lesson learned-nya, bahwa bisnis satelit itu adalah suatu bisnis yang penuh risiko. Tidak hanya di orbit, tapi juga mulai dari proses peluncuran," kata Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga di Graha Merah Putih, Jakarta, Minggu (10/9) malam.
Dilanjutkan olehnya, begitu satelit sudah sampai di orbit pun berisiko juga, apakah berfungsi atau tidak. Kemudian, setelah beroperasi juga berisiko. Total ada tiga potensi risiko yang bisa terjadi: saat peluncuran, saat menuju orbit, dan saat beroperasi.
"Bisnis satelit ini memang berisiko. Namun demikian, bukan karena berisiko kita tidak lakukan. Kita tetap perlu satelit untuk melayani Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," masih kata Alex yang malam itu ditemani oleh jajaran direksi Telkom dan Telkomsel.
"Anomali kemarin masih didalami, itu bagian dari risiko di industri satelit. Tahun ini ada tiga satelit yang anomali, bukan cuma Telkom 1 saja. Tahun sebelumnya juga ada. Risikonya memang besar, tapi perlu untuk menjangkau dari Sabang sampai Merauke," lanjutnya.
Untuk membangun sebuah satelit dan roket peluncurnya, dibutuhkan biaya sekitar USD 200 juta hingga USD 250 juta. Sudah berbiaya besar, risikonya tinggi pula. Namun Telkom tak pantang mundur pasca anomali satelit Telkom 1.
"Indonesia ini negara ketiga di dunia yang pertama menggunakan satelit, yakni Palapa A tahun 1976. Telkom juga punya stasiun pengendali satelit di Cibinong, salah satu yang terbesar di dunia," pungkas Alex. (dtn)