Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com.Langkat- Sejumlah negara pengimpor asam potong kering seperti India sudah lebih dua bulan menghentikan pembelian asam potong dari tanah air, seperti yang produksi pengrajik di Langkat dan Deli Serdang. Akibatnya, harga jual asam kering anjlok ke harga Rp 15.000/kg.
Padahal, harga asam potong kering di dalam negeri sebelumnya Rp 45.000/kg (2014), kemudian turun Rp 32.000/kg tahun 2015 - awal 2017. Asam ini terus berangsur turun setiap pekannya Rp 2.000/kg, dan kini tinggal Rp 15.000/kg.
Harga rendah ini pun menjadi keluhan kalangan pengrajin asam potong di sentra industri asam Dusun Balai Gajah, Desa Air Hitam, Kecamatan Gebang dan di Desa Serapuh, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat.
Mereka yang tidak memiliki pedagang penampung tetap (penjualan berpindah-pindah), produksi asam racik mereka tak terjual.
"Kalau kami punya penampung tetap, yakni Pak Opin, asam yang kami produksi tetap dibelinya, karena sewaktu harga asam mahal, kami tidak pernah berpindah penampung,” sebut Zahiriyah (30), salah seorang pengrajin asam di Jalan Balai Gajah, Desa Air Hitam, Kecamatan Gebang, Langkat kepada medanbisnisdaily.com Rabu (13/9/2017).
Pengakuan Amidah, yang juga pengracik asam di desa itu, ia memilih tidak meracik asam, karena harga jual murah dan tokenya tidak membeli asam.
"Istirahat dulu, sudah dua bulan harga jual bertahan Rp 15.000/kg, toke pun tak mau nampung,”keluhnya.
Turunnya harga asam kering, bahan baku asam gelugur juga ikut turun harga.
"Biasanya asam gelugur laku dijual Rp 6.000/kg, kini menjadi Rp 2.500/kg," kata Irwansyah, pencari asam gelugur keliling di Desa Air Hitam.
Menurut mereka, anjloknya harga dikarenakan belum ada kontrak yang diorder negara pengimpor asam seperti India melalui pintu ekspor Malaysia di tahun 2017 ini.
Hal itu dibenarkan Budi Candra alias A Pin, pemilik gudang penampungan asam kering di Balai Gajah.
"Memang asam kering tidak ada yang order, sudah hampir setahun. Saat ini, Sri Lanka negara bagian India sedang mengalami panen raya, produksi asam mereka sepeluh kali lipat lebih dari produksi asam kita. Sri Lanka sudah menanam asam gelugur, jadi negara pengimpor belum order lagi dari Indonesia,” akunya.
Disebutkannya, pihaknya hingga kini masih melayani pembelian asam dari kalangan pengrajin langganannya. Artinya, yang bukan kolega pengrajik tidak dilayani.
"Asam yang kita beli masih menimbun di gudang, bos besar di Medan juga belum order untuk ekspor. Namun jika untuk pasar lokal hanya sebatas 300 kg yang mereka beli, stok kita puluhan ton digudang,” sebutnya.