Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanjungmorawa. Ingat lagu Franky and Jane berjudul “Musim Bunga” yang pernah menjadi hits di tahun 80-an? Agaknya begitulah yang terasa ketika melihat deretan bunga yang ada di “Kampung Bunga” di Tanjug Morawa, Kabupaten Deliserdang ini.
Sudah sejak lama, Tanjung Morawa dikenal dengan objek wisata bunga. Beberapa dusun di kecamatan ini akan kita jumpai pemukiman yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari berbisnis bunga.
Ada beberapa tempat yang dikenal sebagai sentra bunga di Tanjung Morawa, antara lain Gg Madirsan dan Gg Darmo. Keduanya telah mendapat julukan sebagai “Kampung Bunga”. Lokasinya pun tidak jauh dari pusat Kota Medan. Ia berada di kilometer 13 Jalan Medan-Tanjung Morawa.
Memasuki gapura kedua gang ini kita akan langsung dihadapkan dengan keindahan beragam bunga yang dipajang di halaman rumah. Bunga-bunga itu dapat diklasifikasikan, antara lain, tanaman hias, tanaman buah dan juga tanaman penyanggah. Namun yang paling menonjol dari semua itu adalah jenis tanaman hias yang memang sangat diminati masyarakat luas.
“Kami sejak tahun 80-an sudah berbisnis bunga di sini. Waktu itu masih bisa dihitung dengan jari. Tapi sekarang rata-rata semua orang sudah berbisnis bunga,” kata salah seorang warga Gg Madirsan, Eduward Sihite kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (17/9/2017).
Pembeli tidak hanya datang dari Medan, tapi ada yang dari Siantar, Tarutung bahkan ada juga yang dari Jakarta. “Mereka mengenal kampung ini dari media,” jelas Edu.
Ditambahkannya, tanaman yang paling diincar adalah jenis tanaman hias. Seperti bunga mawar, kaktus dan lidah mertua. Namun kalau menjelang Natal banyak orang yang mencari pohon cemara.
“Kalau mau Natal, banyak yang tak kedapatan pohon cemara. Maklum biasanya 3 bulan menjelang Natal orang-orang sudah datang memesan dan memberi panjar,” lanjutnya.
Selain itu, tanaman buah juga termasuk laris. Terutama hasil cangkok. Seperti mangga dan jeruk. Tanaman ini diakui Edu memiliki pangsa pasar yang relatif stabil. Tidak hanya menjual tanaman yang sudah “jadi” masyarakat di kedua tempat ini juga menjual aneka bibit.
Sampai kini bibit tanaman yang mereka jual tetap laris dan diminati pasar. Harga tanaman-tanaman itu itu bervariasi. Mulai dari mulai Rp 500.000 per polibet sampai sepuluh juta rupiah.
Perkembangan bisnis bunga ini berawal dari sebuah toko bunga yang menjual bibit bunga. Tokoh bernama Toko Bunga Hijau ini berada di tepat dipinggir jalan Medan-Tanjung Morawa Km 13. Namun karena tempat yang tidak menguntungkan dan tingginya permintaan, usaha ini pun dikembangkan sampai ke Gang Madirsan.
Selanjutnya, berkembang ke Gang Darmo dan Gang Sumber yang jaraknya berdekatan dengan Gang Madirsan. Dan hingga kini setidaknya sudah ada empat dusun di Tanjung Morawa yang menjadi sentra bunga, yakni Dusun 9, 10, 11, dan Dusun 12.