Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bali. Dalam kunjungannya ke Bali untuk meresmikan sandbreaking Pelabuhan Benoa Pelindo 3, Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan pembangunan Pelabuhan Benoa bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal.
"Penataan pelabuhan akan menciptakan lapangan kerja yang besar. Kapal-kapal ini nanti kebutuhannya akan disuplai oleh kita sehingga dapat meningkatkan perekonomian rakyat," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Senin (18/9/2017).
Setelah sandbreaking kedalaman alur bisa mencapai minus 12 meter. Kapal dengan panjang lebih dari 300 meter dengan membawa 5.000 penumpang bisa sandar di Pelabuhan Benoa.
"Investasinya saja Rp 1,7 triliun, nanti akan ada dermaga yacht, tempat penginapan, kondotel dan fasilitas lain. Nanti kita ajak investor lain untuk masuk ke sini," kata Luhut.
Persiapan Pertemuan Tahunan IMF-WB
Dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank yang akan diselenggarakan di Bali tahun depan, Luhut mengatakan hal tersebut sudah dibicarakan dengan menteri-menteri terkait.
"Saya dan Pak Darmin (Menko Perekonomian) telah sepakat bahwa kami mengerjakan tugas masing-masing. Pak Darmin tugasnya lebih berat pada makro ekonomi dan saya pada eksekusinya. Karenanya segala yang kami kerjakan berjalan menjadi lancar," jelasnya.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin kementrian dan pejabat yang terlibat seperti Menteri Keuangan, Gubernur BI dan Menko Perekonomian fokus pada tugas mereka dalam pertemuan tahunan ini yaitu mengurus substansi dan materi pertemuan.
"Presiden ingin ajang yang besar ini di manage dengan baik. Kerjasama kami berjalan dengan baik dan sejauh ini lancar. IMF dan World Bank memuji kerja kami," katanya.
Ia mencontohkan hari Senin (18/9/2017) dirinya memimpin rapat yang dihadiri oleh seluruh penyelenggara jasa dan akomodasi se Bali. Hotel, restaurant, villa, cafe, penyewaan mobil dll untuk menyamakan visi sehingga pada waktunya nanti hambatan bisa diperkecil.
"Kita harus bekerja teamwork sehingga biaya yang kita keluarkan saat ini akan kembali berlipat-lipat. Contohnya, harga hotel akan dipatok lebih besar dari harga normal padahal saat penyelenggaraan sudah masuk low season. UMKM juga akan kita berdayakan dengan para pengusaha kecil dan menengah seperti bisnis batik atau souvenir," tutupnya. (dtf)