Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menghadapi tantangan modernisasi saat ini, para ulama dituntut dapat merevitalisasi dakwah Islam dengan membangun konsep dan pendekatan baru. Sebab ulana harus semakin paham terhadap realitas kehidupan sasaran dakwah.
"Masyarakat semakin heterogen dan hidup dalam suasana beragam serta kehidupan semakin kompleks. Dengan begitu, tantangan dakwah pun bertambah berat, baik secara internal dan eksternal," ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Prof DR H Muhammad Hatta dalam paparannya di acara Penguatan Dakwah di Pondok Pesantren (Ponpes) yang diselenggarakan Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kota Medan, Sabtu (16/9/2017), di Kantor MUI Kota Medan.
Acara yang dihadiri puluhan peserta dari pimpinan Ponpes di Kota Medan, santri senior dan pegiat Ponpes serta pengurus MUI Kota Medan ini juga menghadirkan narasumber Pimpinan Pesantren Ar Raudlatul Hasanah, Drs KH Rasyidin MA dan Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Kota Medan, DR Ir H Masri Sitanggang.
Dijelaskan Hatta, tantangan dakwah secara internal, yakni terjadinya pergeseran dakwah Islam dari asas dan pondasi yang telah dibangun nabi Muhammad SAW, serta menurunnya ghirah dakwah Islam dan hilangnya ketulusan dan terbatasnya wawasan dan metodologi yang terstruktur menghadapi situasi kondisi.
"Sedangkan tantangan eksternal munculnya faham materialisme, liberalisme, sekularisme dan kapitalisme global, serta gerakan lain yang merasuk ke dalam wilayah kehidupan umat Islam," ucapnya.
Seringkali, nilai kebenaran terabaikan karena pengaruh tantangan tersebut seperti politik uang dan godaan duniawi lainnya.
"Lihat saja kalau sudah mendekati Pemilu, yang menjadi patokan tidak lagi keberadaan dari Allah dan Rasulullah. Tapi justru dari manusia, sehingga gampang dipengaruhi dengan materi. Bahkan kita bangga melakukan hal yang tidak benar," imbuhnya.
Padahal, lanjut Hatta, Alquran dan Hadits tidak pernah mengajarkan yang tidak baik, karena setiap kebenaran itu datangnya dari Allah. Sehingga para ulama harus berani menyatakan kebenaran meskipun itu pahit bagi mereka yang tidak faham.
"Berdakwahlah dengan kasih sayang dan kelembutan seperti yang disunnahkan Rasulullah untuk tujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat," katanya.