Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bogor. Makam Hillarius Christian Event Raharjo, siswa SMA Budi Mulia, Bogor, yang tewas dalam duel 'gladiator', dibongkar polisi. Jenazah Hillarius, yang dimakamkan sejak 1,9 tahun lalu, diautopsi polisi untuk diketahui penyebab pasti kematiannya.
Proses pembongkaran makam dan autopsi jasad Hillarius juga disaksikan oleh orang tuanya, Vinansius Raharjo dan Maria Agnes. Maria Agnes berharap proses autopsi bisa dengan cepat membantu proses pengungkapan kasus kematian anaknya.
"Sekarang begini, kita terima apa adanya. Anak saya nggak salah juga buktinya meninggal, sekarang mereka (pelaku) kalau salah ya bilang salah saja, harus tanggung jawab. Jangan salah dibela jadi ringan. Harus sesuai hukumannya," kata Maria saat ditemui di TPU Cipaku, Kota Bogor, Selasa (19/9/2017).
Maria berharap tidak ada lagi korban akibat duel gladiator. Awalnya Maria dan suaminya sangat berkeberatan jika jenazah anaknya harus diautopsi. Bahkan, karena alasan itulah, keduanya urung melapor secara resmi ke pihak kepolisian terkait apa yang dialami Hillarius pada awal Januari 2016 itu.
Maria menolak autopsi karena tidak bisa membayangkan jenazah anaknya harus dioperasi sedemikian rupa. Karena pemahamannya, proses autopsi berarti jasad Hillarius akan dioperasi dan dicari bagian tubuh yang mana yang menjadi penyebab kematiannya.
Kasus kematian Hillarius kemudian menjadi perhatian polisi setelah curhat Maria kepada Presiden Jokowi yang disampaikan melalui media sosial menjadi viral. Kasus itu lalu dibongkar kembali.
Polisi harus melakukan autopsi terhadap jenazah untuk memastikan penyebab kematian Hillarius. Maria dan Vinasius, yang awalnya berkukuh dan tetap menolak proses autopsi terhadap anaknya, akhirnya melunak.
"Saya dan suami saya jadinya ya, mau tidak mau ya, kami menerima autopsi. Ini kan untuk kebaikan, supaya kasusnya terungkap. Cuma adiknya Hilla (nama panggilan Hillarius) saja yang belum bisa terima. Dia masih nggak mau kakaknya diautopsi. Mungkin kan dia belum tahu tujuannya (autopsi)," ujarnya.
Selama proses pembongkaran makam dan autopsi, Maria lebih banyak menangis. Ia mengaku masih shock karena ternyata jenazah anaknya harus diautopsi. Sedangkan sang suami lebih tegar dan terus mendampingi petugas membongkar makam Hillarius.
Setelah diautopsi, jenazah Hillarius kembali dimakamkan di tempat yang sama. Peti mati yang digunakan diganti dengan yang baru. Tak hanya itu, Maria sengaja membawa sepasang pakaian baru untuk dipakaikan ke jasad Hillarius.
"Saya bawa pakaian baru, itu buat Hilla. Saya sudah minta dia dipakaikan pakaian yang baru," kata Maria.
Dokter Forensik Polda Jawa Barat, Kompol Ihsan Wahyudi, mengatakan ada kelainan pada organ dalam tubuh Hillarius yang diduga menjadi penyebab kematian.
"Pada jenazah ini kita jumpai pembusukan yang terhambat, ada beberapa bagian tubuh yang utuh dan masih bagus. Biasanya kan ini karena diformalin. Dalam hal ini kita terbantu, ya," kata Ihsan saat ditemui setelah melakukan autopsi di TPU Cipaku Bogor, Selasa (19/9).
Dari hasil proses autopsi ini, polisi mengaku sudah menemukan titik terang terkait penyebab kematian Hillarius. Namun polisi belum bersedia membeberkannya."Nanti hasilnya seperti apa akan disampaikan ke kita," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Choerudin di tempat yang sama. (dtc)