Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Lamongan. Bijaksanalah dalam menggunakan media sosial. Gara-gara posting yang dianggap menyebarkan ujaran kebencian yang menyebutkan kalau PDIP sarang PKI di sebuah group WhatsApp, seorang guru di Lamongan harus meminta maaf.
Beruntung, guru bernama Muadhim tersebut tidak diadukan ke polisi karena postingannya tersebut. Pengurus PDI Perjuangan Lamongan memilih untuk tidak melaporkan pelaku ujaran kebencian yang tersebar di grup WhatsApp.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lamongan, Saim, mengatakan, pemberian maaf karena semata-mata alasan kemanusiaan.
"Karena isterinya itu sakit kanker stadium empat, maka, kembali pada persoalan kemanusiaan ini, kami maafkan," kata Saim, Kamis (21/9/2017).
Untuk diketahui, pemilik nomor WhatsApp, Muadhim membagikan tulisan dari copy paste (copas) an grup OSG yang diunggahnya ke grup Buletin Wahas 1 yang intinya bertuliskan "PDI adalah Sarang PKI". Pengurus PDIP menemukan copasan itu pada Selasa (19/9) lalu.
Lebih lanjut, Saim menjelaskan, DPC PDI Perjuangan memberi maaf, juga karena pertimbangan, Muadhim sudah meminta maaf dengan datang ke kantor PDI Perjuangan sebanyak dua kali.
"Pak Muadhim ini minta maaf kepada seluruh warga PDI Perjuangan di Lamongan dan umumnya warga PDI Perjuangan seluruh Indonesia. Beliaunya juga berjanji tidak mengulangi lagi, setelah ini Pak Muadhim juga akan membuat tulisan minta maaf di grup WA Buletin Wahas," ujarnya.
Saim mengatakan, DPC PDI Perjuangan juga tidak akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. Apalagi, yang bersangkutan juga berjanji tidak akan melakukan perbuatannya lagi dengan men-share ujaran kebencian terhadap PDI Perjuangan.
"Bagaimanapun pak Muadhim minta maaf, kalau pak Muadhim melakukan hal yang sama, maka PDI Perjuangan dengan sikap yang tegas akan membawa ke ranah hukum,' ucapnya.
Lebih jauh, Saim menegaskan, adalah sebuah kesalahan PDI Perjuangan dikatakan sarang komunis. "Karena ini masuk pada share grup WA, saya tegaskan sekali lagi, bahwa PDI Perjuangan tidak partai sarangnya komunis, PDI Perjuangan ini ideologinya adalah Pancasila 1 Juni, maka kemudian PDI Perjuangan tidak kenal kompromi dengan PKI," tuturnya.
Di sisi lain, pelaku penyebar, Muadhim mengaku khilaf dengan membagikan tulisan yang mengkaitkan PDI Perjuangan sebagai sarang komunis. "Beberapa hari yang lalu saya khilaf, saya tidak membaca secara jernih kemudian saya share saja, saya gak kepikiran apa yang saya share ke grup Buletin Wahas 1. Saya kaget saya gak kepikir itu, semuanya adalah karena khilaf," ujar guru PPKN di sebuah sekolah swasta di Brondong ini.
Muadhim pun menyampaikan permintaan maaf ke PDI Perjuangan. "Saya diminta datang untuk meminta maaf melalui media saya juga datang ke sini. Oh tidak (saya tidak benci PDI Perjuangan, red) di sini dulur semua," katanya. Ia menjelaskan, mendapatkan tulisan itu dari grup SMA di Tuban. "Tidak ada kesengajaan, saya kealpaan, saya fikiran agak kacau, ada masalah keluarga nyonya saya kena kanker. Ini copasan dari grup lain, saya tidak mikir lagi, tanpa baca langsung saya bagikan," ucapnya. (dtc)