Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan belum semua warga mengungsi ke zona aman menyusul status awas Gunung Agung, Bali. Sekitar 62.000 jiwa disebut masih berada di zona berbahaya.
"Perkiraan terdapat sekitar 62.000 jiwa yang tinggal di radius berbahaya. Terdapat ribuan ternak yang harus dievakuasi," kata Kepala Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (25/9).
Ribuan warga itu tidak mau dievakuasi karena beralasan gunung belum meletus, ternak, hingga kepercayaan adat dan agama. Petugas terkait masih berupaya membujuk mereka.
Sutopo menambahkan, hingga saat ini sudah ada 48.540 jiwa yang mengungsi. "Namun data masih dapat bertambah. Ketika malam, mereka (pengungsi) beberapa kadang suka balik ke tempat asal mereka untuk memberi makan ternak dan cek ladang pertanian," ujarnya.
Sutopo mengatakan, Gunung Agung saat ini memasuki fase kritis. Dalam skala pengamatan dan instrumentasi, ada proses magma yang mendorong ke permukaan tetapi tersumbat oleh material-material batu. Dorongan magma itu mengakibatkan runtuhan bebatuan dan timbul gempa.
"Ada gempa vulkanik dalam. Kedalamannya 10-20 km ada gempa dangkal. Saat ini posisinya sekitar kurang dari 5-3 km dari kawah. Jadi meskipun dalam status awas, belum tentu dia akan meletus. Tergantung energi yang didorongkan," ucapnya.
Ditegaskan Sutopo, tidak ada yang bisa memastikan kapan Gunung Agung akan meletus. Sutopo memastikan informasi beredar yang menyebut Gunung Agung sudah meletus adalah hoax.
"Tetapi dari seluruh pengamatan menunjukkan potensi meletusnya tinggi. Dan sampai saat ini Gunung Agung belum meletus. Jadi informasi dan berita yang menyampaikan terjadi letusan itu hoax. Kapan meletusnya? Kami belum tahu. Tidak ada yang bisa memprediksikan gunung api akan meletus," tuturnya.(dtc)