Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memegang peranan signifikan dalam perbaikan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Demikian dikatakan Menteri BUMN Rini Soemarno yang hadir sebagai keynote speaker dalam seminar bertajuk "Investasi di Infrastruktur: Peranan BUMN dan Investasi Asing" di Hotel Shangri-La, Jakarta (28/9).
BUMN mendapatkan pendanaan langsung dari pasar, baik melalui pinjaman, penerbitan obligasi maupun sekuritisasi aset BUMN. Sektor perbankan, terutama bank pemerintah dan beberapa bank swasta juga memberikan dukungan dengan memperluas pinjaman individual atau sindikasi untuk pembangunan proyek infrastruktur
"Saat ini kami tengah gencar memperkuat kapasitas BUMN melalui pembentukan holding bagi BUMN-BUMN yang bergerak di sektor operasi yang sama," tutur Rini, .
Rini mengungkapkan, berdasarkan Undang-undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003, BUMN juga diwajibkan untuk memasuki proyek infrastruktur dimana sektor swasta atau koperasi tidak tertarik.
"Inilah alasan kami membangun jalan tol trans-Sumatera dan mengambil alih pembangunan jalan tol Trans Jawa. Contoh lainnya adalah penerapan kebijakan BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Untuk melakukan ini, Pertamina harus banyak berinvestasi untuk mendirikan agen distribusi bahan bakar baru di tempat-tempat seperti Papua dan Papua Barat," kata Rini.
Lebih jauh Rini menyatakan, sinergi kuat BUMN dalam melakukan proyek komersial dan proyek nonkomersial tersebut membuat BUMN menjadi pemain besar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Sebagai Menteri BUMN, saya bangga dengan prestasi ini. Artinya, BUMN kita telah berhasil menjalankan fungsinya dan melakukan pekerjaan dengan baik dalam membantu pemerintah mencapai target pembangunan infrastruktur," tutur Rini.
Namun dengan besarnya peran BUMN tersebut, tegas Rini, bukan berarti tidak ada ruang bagi sektor swasta. Menurut Rini, pemerintah memberi ruang besar kepada sektor swasta melalui berbagai kesempatan, karena pemerintah dan BUMN tidak dapat membangun dan membiayai setiap proyek infrastruktur sendiri karena keterbatasan pendanaan.
Menutup paparannya, Rini menjelaskan, terdapat banyak ruang bagi investor swasta, termasuk investor asing, untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Saya berharap investor swasta akan memanfaatkan kesempatan ini. Saya percaya mereka mendapatkan keuntungan yang baik dari investasi mereka. Melalui seminar ini, kita bisa belajar dari mereka. Saya berharap pengalaman mereka akan menarik lebih banyak investor dan berharmoni dengan BUMN untuk terlibat dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia," pungkas Rini.
Bertujuan untuk menyoroti peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur dan mendorong harmoni BUMN dan investor swasta dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, seminar ini dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari pembuat kebijakan, manajer BUMN, dan pemangku kepentingan lainnya, khususnya investor asing yang tertarik dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia. (dtc)