Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 36 menurut laporan World Economic Forum (WEF) dari sebelumnya berada di posisi ke 41.
Meski demikian, peringkat daya saing Indonesia masih di bawah 3 negara tetangga di ASEAN yaitu Thailand yang berada di posisi 32, Malaysia di posisi 23, dan Singapura di posisi 3.
Namun, Indonesia masih berada di atas Vietnam yang berada di posisi 55 dan Filipina di posisi 56 serta Brunei Darussalam di posisi 46.
Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan kenaikan peringkat ini akan berdampak positif dengan meningkatnya kepercayaan investor asing kepada Indonesia.
Hal ini bisa melengkapi predikatinvestment grade yang diberikan lembaga rating internasional beberapa bulan.
"Jadi kenaikan peringkat daya saing menambah minat investasi di Indonesia khususnya investasi langsung. Pertumbuhan investasi diatas 6% optimis tercapai pada tahun 2018," kata Bhima, Jumat (29/9).
Dia menjelaskan jadi di tengah tekanan global seperti pengetatan likuiditas, kondisi geopolitik dan reformasi kebijakan pajak di AS secara fundamental investor akan tetap memilih Indonesia sebagai tujuan investasi utama.
"Kemudian daya saing yang meningkat juga berdampak pada kerja kerja birokrasi yang semakin efektif dan efisien," ujar dia.
Bhima menjelaskan, dengan cepatnya perbaikan pilar institusi serta reformasi birokrasi yang tengah berjalan, iklim investasi bisa lebih kondusif.
"Ini yang perlu dijaga, 16 paket kebijakan harus secara konsisten dilakukan. Terutama berkaitan dengan deregulasi dan percepatan izin investasi serta pembenahan logistik," imbuh dia.
Namun masih banyak PR untuk pemerintah kedepannya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur, reformasi pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar serta tingkatkan produktivitas tenaga kerja melalui program vokasi, training.
"Yang tidak kalah penting tentunya pemberantasan korupsi, karena masalah korupsi masih jadi hambatan daya saing paling utama di Indonesia," jelas dia.(dtf)