Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Rembang. Hujan mulai turun di beberapa waktu terakhir ini di wilayah Pulau Jawa. Akibatnya produksi garam di sentra industri garam tidak bisa maksimal.
Harga garam di Rembang, Jawa Tengah mulai merangkak naik. Meskipun kenaikan harga tidak terpaut jauh, namun kondisi tersebut jika terus berlanjut dikhawatirkan berdampak pada faktor lainnya.
Pupon, salah satu pengusaha garam asal Kaliori menyebutkan, harga garam yang semula Rp 1.500 per kilogram, kini naik menjadi Rp 2.000 per kilogram. Jika curah hujan semakin tinggi, diprediksi stok garam kian menipis. Akibatnya harga garam akan kembali naik di pasaran.
"Karena produksi garam kemarin langsung didrop ke pasar, sehingga belum sempat menimbun persediaan di gudang. Jika gagal panen terus, otomatis kita tidak punya lagi persediaan stok garam," jelasnya, Selasa (3/10/17).
Atas kondisi itu, dia pun berencana kembali mengusulkan impor garam oleh pemerintah. Stok garam impor diharapkan bisa menjadi cadangan stok untuk menghadapi datangnya musim penghujan.
"Saya juga heran, cuaca panas terik di Rembang hanya berlangsung selama satu bulan saja. Sedangkan untuk memanen garam butuh waktu sekira 7 sampai 10 hari. Hitungan kasarnya, satu petani baru bisa empat kali panen," imbuhnya.
Cuaca yang tak menentu seringkali membuat para petani makin gelisah. Ketika garam siap panen, namun justru saat malam hari turun hujan yang menyebabkan garam yang telah mengkristal kembali mencair, meskipun debit air hujan yang turun masih sedikit.
"Normalnya, panas terik itu berlangsung selama sekira 2,5 bulan," katanya. (dtc)