Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bondowoso - Beredarnya pupuk yang diragukan kualitasnya belakangan mulai dirasakan pengaruhnya. Sejumlah petani di Bondowoso mengaku hasil pertaniannya menurun.
"Setahun terakhir ini saya memang coba pakai pupuk itu," kata H. Samsul (46), seorang petani asal Kecamatan Pujer, saat ditemui detikcom, Jumat (6/10/2017).
Biasanya, dikatakan H. Samsul, dalam 1 hektar sawah mampu menghasilkan sekitar 7 ton padi. Namun, sekarang hasilnya malah jauh menurun, cuma 4 ton-an.
"Saya belum bisa memastikan apa karena pupuk itu. Tapi itu fakta yang terjadi," imbuhnya.
Hal yang sama disampaikan Munari (52), warga Tamanan. Menurutnya, padi yang dihasilkan sawahnya saat juga tak begitu bagus dibanding sebelumnya. Padahal tak ada perubahan dalam pengelolaannya.
"Empat musim tanam saya pakai pupuk itu. Dan hasilnya selalu jelek. Sekarang saya mau pindah lagi ke pupuk seperti biasanya saja," terang Munari.
Sementara itu, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Bondowoso menengarai telah beredar pupuk yang diragukan kualitasnya. Sebab, kemasan pupuk itu tak mencantumkan NPK-nya.
"Kami akan uji laboratorium dulu. Selanjutnya, kami akan konfirmasi ke kementerian pertanian untuk mengecek izin edarnya," kata Ketua KP3 Bondowoso, M. Ervan.
Menurut Ervan, jika pupuk tersebut tak mencantumkan komposisi kandungan material, tidak akan tahu bagaimana pengaruh pupuk itu pada unsur hara tanah.
Dari sidak yang dilakukan KP3 ke kios pengecer di sejumlah wilayah di Bondowoso, memang ditemukan indikasi pemalsuan. Kendati, Kp3 belum memastikan bahwa pupuk itu palsu. dtc