Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Komisi VII DPR RI menyetujui anggaran Kementerian ESDM di 2018 sebesar Rp 6,49 triliun. Keputusan tersebut disepakati dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Kementerian ESDM.
"Komisi VII menyetujui anggaran Kementerian ESDM tahun anggaran 2018 sebesar Rp 6,49 triliun," kata Ketua Rapat, Satya W. Yudha, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Anggaran tersebut dengan rincian, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM Rp 342,1 miliar untuk hubungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Selain itu ada dana Rp 9,7 miliar untuk peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian ESDM.
Selanjutnya, Inspektorat Jenderal, Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas aparatur kementerian ESDM Rp 80,31 miliar. Ada juga anggaran untuk Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM mendapat Rp 1,7 triliun.
"Ditjen migas untuk pengelola penyediaan gas dan minyak bumi Rp 1,7 triliun. Ditjen Ketenagalistrikan Rp 141 miliar, Ditjen Minerba Rp 364,5 miliar, Kesekjenan DEN Rp 57,16 miliar, Balitbang Rp 566,9 miliar, BPSDM Rp 439,4 miliar, Badan Geologi, Penelitian dan Mitigasi Rp 859,8 miliar. Lalu BPH migas Rp 183,3 miliar, Ditjen EBTKE Rp 1,7 triliun," jelas Satya.
Akan tetapi, Fraksi Gerindra dalam rapat kali ini tidak menyetujui pagu anggaran tersebut. Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, menilai pemerintah belum memberikan solusi terkait subsidi ke pelanggan listrik 900 VA.
"Karena tidak ada solusi 900 VA masih banyak mereka tidak mampu dan bayar keekonomian dan pemerintah tidak anggarkan itu. Kami tidak sepakat," ujar Ramson. dtc
====
SOSOK
--------
Pria Ini Raup Omzet Hingga Rp 300 Juta/Bulan dari Kerajinan Kayu
MedanBisnis - Jakarta - Meracik kayu bekas menjadi produk bernilai belum tentu mudah dilakukan, tapi di tangan Agus, hal itu bisa terwujud. Ide memanfaatkan kayu bekas itu muncul ketika Agus masih menjalani bisnis furnitur.
Agus bercerita, pada 2012 lalu bisnis furniturnya mengalami kelesuan, bahan baku kayu jati mulai sulit didapat. Dari sana, dia mulai berkreasi memanfaatkan sisa potongan kayu jati hingga potongan akar, menjadi produk seperti dari patung, furniture, dan kerajinan lainnya.
"Jadi memang awalnya saya usaha furnitur, itu sudah dari 1999, terus di 2012 mulai sulit dapat bahan baku. Akhirnya baru kepikiran buat hal yang baru, kerajinan dari bahan baku sisa, seperti akar jati," katanya kepada detikFinance dalam pameran TEI 2017 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (11/10/2017).
Dengan modal sekitar Rp 20 juta, Agus kemudian memproduksi barang-barang yang diberi label Veda Sabrina. Mulai dari sana, produknya ternyata diminati konsumen hingga tembus pasar Inggris, Belanda, dan sejumlah negara Eropa lainnya.
"Sekarang sudah ekspor ke Inggris, Belanda, sama beberapa negara Eropa. Banyak yang pesan dari luar," kata pria asal Jepara, Jawa Tengah ini.
Produk racikan Agus sendiri dijual dengan harga beragam mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah. Tergantung tingkat kesulitan produk yang dibuat. Konsumen pun dapat memesan barang sesuai dengan desain yang diinginkan.
"Waktu itu ada dari Eropa, ada yang pernah minta bikinin patung dinosaurus ukuran besar. Itu dari akar jati, saya jual harganya Rp 13 juta. Mereka pesan 5 waktu itu," jelasnya.
Saat ini, bisnisnya itu terbilang cukup sukses. Agus mengaku, dalam sebulan dirinya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.
"Sekarang omzetnya rata-rata sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta dalam sebulan. Jadi kalau mau berusaha yang utama memang harus ada niat dahulu, dan dijalani," tutur Agus. (dtc)