Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengatakan pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya bagi perusahaan rintisan atau start up yang ingin masuk ke pasar modal. Hal itu ditegaskannya sebagai bukti bahwa BEI mendukung perkembangan start up di Indonesia.
Pernyataan Tito tersebut menjawab pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa masih ada proses yang terlalu panjang untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Pernyataan Sri Mulyani ini merupakan respons terhadap pertanyaan dari salah satu penonton dalam acara Ideafest 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017).
"Kami sudah menyederhanakan peraturannya dan sudah tidak sulit. Persoalannya mungkin lebih terhadap market infrastruktur dan kesiapan broker," tutur Tito kepada detikFinance, Rabu (11/10/2017).
Tito menjelaskan, salah satu yang mungkin membuat para startup sulit melakukan IPO dari sisi laporan keuangan. Sebab saat ini belum ada ketentuan cara menghitung aset dari bisnis start up yang masih berupa ide dan program.
"Startup itukan anak muda kebanyakan yang bikin, modalnya kecil. Padahal valuenya di programnya dia. Nah di negara belahan dunia lain program bisa dihitung kapitalisasi, tapi di Indonesia belum bisa. Itu kita sedang tunggu dari IAI," terangnya.
Sementara untuk proses lainnya, Tito menegaskan sudah memberikan yang terbaik. Bahkan para start up yang belum mengantongi laba sudah bisa mencatatkan sahamnya di papan pengembangan.
"Buktinya sudah ada PT Kioson Komersial Indonesia Tbk," terang Tito.
Tito berharap, masukan apapun terkait kebijakan yang dianggap menghambat start up untuk IPO bisa disampaikan langsung ke BEI.
"Ya kalau ada proses yang mempersulit tolong beritahu apa itu? Karena kami di bawah OJK bukan Kemenkeu. Jangan terkesan BEI seperti mempersulit," tukasnya.
Sebelumnya, dalam acara Ideafest 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017), Sri Mulyani menjawab salah satu pertanyaan terkait dengan pemberian kesempatan kepada pengusaha rintisan mendapat aliran modal dari masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kita bicara dengan OJK, Bank Indonesia, pagi ini kita sebetulnya punya breakfast dengan Menko Perekonomian dan BI, kita membahas bagaimana create bursa itu menjadi tempat supaya bisa menjadikan orang dapat modal tanpa proses yang panjang," kata Sri Mulyani.
Oleh karenanya dibutuhkan perbaikan-perbaikan agar masyarakat dengan mudah mengakses pasar modal.
"Bagaimana me-listing-nya, apakah prosedur panjang, kan dulu kalau orang mau listing laporan keuangannya diaudit oleh akuntan publik, harus sudah berapa tahun, dan seterusnya, ini akan disederhanakan, sehingga orang tidak perlu track record-nya panjang, tapi dia punya biggest idea dan panjang untuk dijual dan bisa," jelas dia. (dtc)