Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Ketua Umum DPR Setya Novanto untuk membahas persiapan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan atau annual meeting IMF-World Bank 2018.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Ketua Banggar Azis Syamsuddin, Anggota Komisi XI Mukhamad Misbakhun, dan Sekjen Kemenkeu Hadiyanto.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani, menyampaikan proses Indonesia mencalonkan diri menjadi tuan rumah dalam pertemuan IMF-World Bank pada Oktober 2018 di Bali.
"Kita sampaikan proses ini mulai 2014 September, jadi pada akhir sebelum Presiden SBY ingin jadi tuan rumah IMF-WB 2018 itu disampaikan," kata Sri Mulyani.
Dalam proses tersebut, Indonesia masuk ke dalam 20 negara lain dan terpilih 3 negara final dan sampai akhirnya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah IMF-World Bank 2018.
"Pada sore hari ini disampaikan Pak Luhut sebagai Ketua Nasional dengan pimpinan DPR untuk menyepakati agar Indonesia menjadi tuan rumah dengan baik," jelas dia.
Sri Mulyani juga menjelaskan mengenai penting dan apa peranan Indonesia sebagai tuan rumah dalam pertemuan tersebut. Terutama menyangkut isu yang akan dibahas baik itu pembangunan secara umum maupun kepentingan Indonesia di dalam menjelaskan program pemerintah.
Tidak hanya itu, dalam pertemuan dengan Setya Novanto juga membahas mengenai kebutuhan dana yang masih dipertanyakan beberapa pihak, salah satunya Komisi XI DPR. Diketahui, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk acara IMF-World Bank sebesar Rp 817 miliar.
"Pak Luhut sampaikan aspek-aspek dari sisi anggaran tersebut dan apa harapan yang bisa dimanfaatkan dari penyelenggaraan tersebut termasuk penggunaan hotel di Bali selama 7 hari oleh 15.000 dan pengeluaran yang mereka lakukan, dan belanja peserta IMF-WB," jelas dia.
Sri Mulyani memastikan dari 15.000 orang yang akan hadir dalam acara IMF-World Bank ini, sekitar 1.200 orang akan dibiayai oleh IMF-World Bank terkait penginapan. Di mana, 1.200 orang ini akan tinggal selama 7 hari di saat masa-masa penginapan di Bali memasuki musim sepi pengunjung.
Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa pemerintah akan memperbaiki berbagai macam infrastruktur yang tidak hanya untuk gelaran IMF-World Bank, tetapi juga yang akan dipakai masyarakat.
"Manfaat lainnya Indonesia akan tawarkan 5 destiniasi pariwisata, di mana dalam pertemuan di Washington sehingga sekarang ini ada peminat dari para peserta sesudah annual meeting akan tinggal lebih lama dan kunjungi tujuan pariwisata di Indonesia," kata Sri Mulyani.
Dengan memberikan penjelasan selama kurang lebih 2 jam ini, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Setya Novanto memberikan pertsetujuan terkait pelaksanaan IMF-World Bank 2018 di Bali.
"Jadi itu yang didapatkan, Allhamdulillah tadi pimpinan DPR bersama Banggar memahami apa yang disampaikan pemerintah. Untuk proses selanjutnya, dari sisi penganggaran kita akan menggunakan UU APBN 2018 nanti 2 minggu ke depan Insyaalah akan disetujui oleh dewan dan pelaksanaan akan di awasi," ujar dia.
Terkait dengan opsi lokasi lain mengingat Gunung Agung di Bali tengah memasuki masa awas, Sri Mulyani memastikan pemerintah masih memilih Bali sebagai lokasi pertemuan IMF-World Bank 2018.
"Tentu saat ini masih gunakan skenario Bali, karena itu ditetapkan oleh kepanitiaan Washington IMF-WB. Mengenai ada berbagai masalah yang terjadi dengan Gunung Agung kita akan bahas dengan tentu saja WB dan IMF yang memiliki acara, sehingga moga-moga Gunung Agung tidak jadi meletus, karena kemarin sudah menurun aktivitasnya," tukas dia. (dtc)