Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Perekonomian nasional dalam 3 tahun masa kepemimpinan kabinet kerja masih stabil di level 5%, padahal dalam RPJMN 2015-2019 ditargetkan tumbuh mencapai 7%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan perlu upaya ekstra untuk mewujudkan perekonomian nasional berada di level 7%.
Dia menyebutkan, saat ini perekonomian nasional yang tumbuh 5% merupakan angka yang berkesinambungan, artinya menjadi yang paling stabil dengan tidak mengalami fluktuasi ekstrem.
Untuk mewujudkan cita-cita pemerintahan Jokowi-Jk khusus hal pertumbuhan ekonomi di level 7%, maka perlu reformasi struktural yang menyangkut tiga aspek, pertama sektor rill di bawah supervisi Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, aspek fiskal di Menteri Keuangan Sri Mulyani dan BI di sektor moneter.
"Untuk bisa tumbuh diatas 7%, memang perlu reformasi struktural," kata Agus di Auditorium PTIK, Jakarta, Jumat (20/10).
Reformasi struktural yang dilakukan mulai dari pengelolaan pangan, pengelolaan energi, hingga menciptakan industri yang memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
"Seperti industri pariwisata, digital, maritim, dan perlu debottleneckingperbaiki iklim usaha," jelas dia.
Hingga saat ini, Agus menilai Indonesia masih menjadi lokasi favorit bagi investor untuk menanamkan modalnya, salah satu faktornya lantaran Indonesia memiliki produk domestik bruto yang mencapai US$ 1 triliun.
Namun, agar perekonomian nasional tetap tumbuh dalam kondisi sehat, berkesinambungan harus benar-benar melakukan reformasi struktural.
"Kalau mau terus kuat, perlu reformasi struktural khususnya di beberapa aspek, seperti investment ratio, human capital,dengan gitu kita bisa kuat ekonominya," tutup Agus. (dtf)