Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Immanuel Silaban alias Nuel, mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2010 yang saat ini tengah terbaring kritis di ruang ICU RS Columbia akibat tindak penganiayaan oleh puluhan petugas sekuriti atau Satpam USU dikenal sebagai mahasiswa yang kritis di kampusnya.
Berbagai aksi demonstrasi mahasiswa USU, khususnya FIB selalu menempatkannya sebagai penggagas. Nuel juga tercatat sebagai aktivis kelompok aksi GEMA PRODEM atau Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi.
Itu sebabnya di lingkungan kampus FIB atau bahkan USU nama Nuel sudah cukup dikenal karena keterlibatannya dalam aksi-aksi demonstrasi tentang berbagai isu. Salah satunya adalah demonstrasi menuntut pendidikan gratis yang berlangsung bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei lalu. Nuel dituduh sebagai provokator yang menyebabkan terjadinya bentrok dengan aparat keamanan yang berakibat ditangkapnya tiga orang mahasiswa.
Terkait dengan penganiayaan oleh puluhan satpam pada Nuel yang menyebabkan dirinya berada dalam keadaan kritis, kuat dugaan dia memang tengah diincar. Memang ada upaya terencana untuk "menghabisi"-nya.
"Nuel memang mau dimatikan," kata Gubernur Pemerintahan Mahasiswa (Pema) FIB, Yosua Manalu kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (21/10/2017
Menurut Yosua, sehari sebelum Nuel dikeroyok dan dianiaya, Rabu, (19/10/2017), antara dia dengan petugas satpam bernama Slamet Riyadi terlibat perkelahian di areal kampus bagian belakang.
Perkelahian itu kemudian diketahui Dekan FIB Budi Agustono saat sekawanan satpam yang dipimpim Fandi Martopo (Sitopu) berusaha mencari Nuel. Bukan untuk berdamai tetapi menyampaikan ancaman.
"Darah harus dibalas dengan darah," demikian ancaman Sitopu kepada Nuel di hadapan Budi Agustono ditirukan Yosua.
Selanjutnya, kata Yosua, Kamis malam tanda-tanda bahwa akan ada aksi penyerangan para satpam kepada Nuel mulai tercium. Saat itu sekitar pukul 22.00 WIB, Yosua dan salah seorang temannya melihat sejumlah satpam mengendap-endap di beberapa titik di sekitar kampus magister FH dan perpustakaan USU.
Gelagat buruk tersebut kemudian disampaikan kepada Nuel dan mahasiswa lainnya yang tengah berada di kampus. Akan tetapi Nuel tak sempat menyelamatkan diri akibat terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya saat terlibat aksi kejar-kejaran dengan puluhan satpam.
"Selanjutnya, setelah itu berlangsunglah tindak semena-mena kepada Nuel. Dengan menggunakan kayu yang di salah satu ujungnya dipasang paku, linggis dan sebagainya, Nuel dibantai. Dalam kondisi tak bisa melawan di lehernya dililitkan rantai, dia kemudian diseret masuk ke dalam mobil pick up," ujar Yosua.
Selama beberapa jam kemudian, papar Yosua, Nuel tidak diketahui keberadaannya. Barulah Jumat sekitar pukul 07.00 WIB (20/10/2017) ketahuan Nuel sudah terbaring kritis di RS Bhayangkara.
"Nggak tahu kami siapa yang membawa Nuel ke RS, sampai sekarang masih tanda tanya bagi kami," tegas Yosua yang juga aktivis GEMA PRODEM.