Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hati Maimunah (40) sedang kalut. Putra sulungnya Muhammad Gunawan Syahputra alias Wawan (21), sedang sekarat di Malaysia dan tak punya biaya untuk perobatan sakit paru-paru yang diidap anaknya itu.
Mainmunah pun tengah berharap pertolongan.
Ditemui di rumah kontrakannya di Jalan Melati, Sari Rejo, Polonia Medan, Selasa (24/10/2017), Maimunah menuturkan, Wawan berangkat ke Malaysia pada 2014 untuk mencari peruntungan di negeri orang. Wawan berangkat dengan paspor pelancong lalu mencari pekerjaan.
Di Malaysia, Wawan kemudian bekerja berpindah-pindah. Terakhir, ia berada di Selangor dan bekerja di toko perabot. Wawan kemudian jatuh sakit.
"Tokenya tak bertanggung jawab. Tahu Wawan penyakit begitu, dia malahan dipecat, dibiarin terkapar disitu," kata Maimunah sedih.
Karena minimnya biaya, penyakit Wawan makin parah. "Terakhir Sabtu siang dia menelepon, minta pulang gak punya uang. Kondisinya udah makin parah, duduk sudah gak bisa," tuturnya.
Setelah itu, kata dia, Wawan kemudian dibawa ke Kajang Hospital di Selangor dengan kondisi sekarat tanpa asuransi kesehatan. Sebenarnya, Wawan masih punya kerabat dari Malaysia namun karena minimnya biaya kerabat dari pihak ayahnya tersebut lepas tangan. Sementara Wawan, tak punya biaya untuk perobatan.
Maimunah kemudian mendapatkan foto Wawan yang sedang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Hati Maimunah semakin hancur.
"Sekarang katanya ginjalnya mau dijual untuk biayai perobatan, sedih kali. Kami maunya dia pulang aja kemari, di sini ada BPJS nya," tuturnya.
Dalam upaya memulangkan Wawan, Maimunah pun memohon pada saudaranya di Malaysia untuk melaporkan Wawan ke Kedubes Indonesia di Malaysia, namun lagi-lagi kerabatnya tersebut tak mau membantunya karena takut dengan status Wawan yang menjadi tenaga kerja ilegal di Malaysia.
Bingung dengan kondisi ini, ia pun mendatangi Konsulat Malaysia di Medan. "Orang konsulat bilang Konsulat hanya mengurusi orang Malaysia di Medan," sesalnya.
Maimunah pun semakin kalut dan bingung. Ia tak tahu harus kemana selain berharap nasibnya diberitakan agar diketahui orang banyak.