Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal III-2017 sebesar 5,51% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang ini menandakan bahwa kebutuhan akan produksi suatu produk meningkat, padahal belakangan ini daya beli masyarakat tengah dianggap melemah.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kontribusi yang paling besar untuk pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang berasal dari sektor makanan dan minuman.
"Tapi kalau melihat penyebab utamanya baik untuk industri besar, sedang, maupun mikro dan kecil, share paling tinggi selalu makanan dan minuman," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/11).
Dia menyebutkan, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang tidak mengenal musim, sekalipun di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
"Share-nya itu 28% atau tumbuh sekitar 9,42%, kalau di mikro dan kecil share-nya 27%, jadi kalau dilihat industri makanan dan minuman naik," ungkap dia.
"Industri ini fluktuasi atau tidak, kita kalau makanan dan minuman enggak kenal musim, apalagi bahan lokal dari kita yang kaya, apalagi kalau industri kecil yang packaging-nya lebih apik dengan berbagai pengolahan, jadi jangan pernah underestimate dengan makanan dan minum," jelas dia.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan, pertumbuhan industri manufaktur di kuartal III-2017 yang sebesar 5,51% ini didukung oleh industri logam dasar yang naik 11,97% meskipun porsinya masih 0,28%.
Sedangkan di industri mikro dan kecil berhasil tumbuh 5,34% di kuartal III-2017 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Jadi yang perlu jadi catatan adalah, ada beberapa industri yang alami penurunan adalah industri komputer, barang elektronik dan optik -1,78%, lalu industri kertas dan barang dari kertas -2,73%, dan industri pengolahan lainnya -4,88%," tukasnya. (dtf)