Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Hal itu disampaikan Wahyudin saat menyampaikan berita resmi statistik bulan Oktober 2017 di Aula BPS Aceh, Rabu (1/11/2017). Menurut catatan BPS Aceh, laju inflasi tahun kelender Oktober 2017 untuk provinsi Aceh sebesar 2,56%, sedangkan inflasi year on year (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,92%.
Ia mengaku optimis inflasi Aceh akhir tahun berkisar pada angka 4 persen atau sedikit dibawah rata-rata inflasi nasional. “Tentunya ini peran TPID baik provinsi maupun kabupaten/kota, kemudian distribusi barang juga harus lancar, meskipun terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi pada beberapa komoditi,” ujarnya.
Sementara pada bulan Oktober 2017, katanya, inflasi di provinsi Aceh sebesar 0,16%. Sementara kota pemantau inflasi di Aceh masing-masing kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan Kota Meulaboh masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,17%, 0,10% dan 0,28%.
Lebih lanjut, Ia meyebutkan, inflasi yang terjadi di provinsi Aceh disebabkan oleh peningkatan indeks konsumen kelompok makanan jad, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,97%, disusul kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,16%.
Selain itu, tambahnya, ada beberapa komoditas di provinsi Aceh yang mengalami kenaikan harga pada bulan Oktober 2017 seperti nasi dengan lauk, tongkol, cumi-cumi, jeruk, ikan goreng dan angkutan udara. “Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain semen, udang basah dan daging ayam,” jelasnya.
Menurutnya, dari 223 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada Oktober 2017, 111 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya peningkatan harga dan 102 jenis barang dan jasa mengalami penurunan harga.